Kantor Berita Kalimantan

Dampak Tambang Batubara Gunung Jinjir Walu Hilang

Tanjung – Luar biasa ternyata gunung yang besar bisa saja lenyap dari muka bumi tanpa harus meletus seperti gunung api. Contohnya di Kabupaten Tabalong Gunung Jinjir Walu kini telah hilang dan tidak ada lagi dalam peta (06/02/2018).


Tahukah generasi sekarang yang berusia dibawah 40 tahun, bahwa dulunya di Kabupaten Tabalong ada Gunung Jinjir Walu yang kini telah tiada ,akibat pertambangan batubara ?

Sekitar 8 tahun yang lalu ,menurut cerita lisan seorang kakek berinisial AN  berusia sekitar 80 tahun, Warga Desa Sulingan, Kecamatan Murung Pudak, bahwa Gunung Jinjir Walu tersebut merupakan tempat ia dan teman- temannya berburu Pilanduk ( rusa kecil/ kancil) serta hewan buruan lainnya seperti Payau ( kijang ).

” Bahari aku lawan Ka’i mu , baburu Minjangan di Gunung ngitu,” jelasnya.

Kakek AN juga menceritakan Gunung Jinjir Walu, selain tempat warga mencari kayu dan berburu hewan liar di hutan, juga berguna untuk menahan kencangnya angin dari laut sebelum menuju ke Kota Tanjung, Ibukota Kabupaten Tabalong . Benarkah cerita kakek itu, bahwa sebelumnya ada Gunung Jinjir Walu dan sekarang telah hilang ? Untuk itu kita harus bertanya kepada siapa ?

Masih menurut cerita Kakek AN sebelumnya adanya industri pertambangan batubara di Wilayah Kabupaten Tabalong Gunung Jinjir Walu masih ada. Tetapi setelah dilakukan eksplorasi besar-besaran gunung tersebut tercabut dari tanah dan menghilang. Kemudian yang tersisa hanya kawah atau kolam raksasa yang setiap saat bisa menimbulkan malapetaka.

Sekarang ini sebagian elemen masyarakat di Hulu Sungai Tengah dan Kalimantan Selatan sedang berjuang melawan dan meminta pemerintah mencabut izin (PKP2B) eksplorasi tambang batubara yang diduga akan merusak kawasan Gunung Meratus,terutama di area Blok Batutangga dan juga Upau di Kabupaten Tabalong. Penolakan tambang batubara juga terjadi di Pulau Laut Kotabaru,sebab sabagian warga tidak ingin dampak negatif dari ekplorasi dan eksploitasi.

Sementara itu berdasarkan data yang ada , setiap tahun produksi batubara mengalami kenaikan, bahkan produksi batubara di Kabupaten Tabalong dan Balangan, hingga mencapai 80 juta ton pertahun. Berdasarkan data, pertambangan batubara didaerah ini sudah dimulai sejak awal tahun 1990-an atau lebih dari 25 tahun yang lalu (silakan hitung berapa gunung yang hilang).


Apakah alam dan lingkungan semakin baik atau justru sebaliknya. Kemajuan yang diperoleh pemerintah daerah,masyarakat sekitar, kemudian  bandingkan dengan daerah tetangga atau Kabupaten yang tidak melakukan pertambangan batu bara? Atau kemajuan dan keuntungannya lebih banyak dinikmati segelintir orang saja?

Gunung Bisa Hilang dan Berubah menjadi Kawah ? Bukan sulap bukan sihir ,lihat di pertambangan sistem terbuka !  Video Tambang Batu Bara https://m.youtube.com/watch?v=bi-s8dUt3Bo

Jinjir Walu artinya delapan gunung yg berjejer

Exit mobile version