Perjalanan, Kekalahan, dan Surat-Surat : Suara Sastra dari Kalimantan untuk Indonesia
KBK.News, BANJARMASIN – Penulis muda asal Kalimantan, Muhammad Yasir, merilis buku berjudul “Perjalanan, Kekalahan, dan Surat-Surat”. Buku ini berisi catatan perjalanan, kritik sosial, dan kumpulan surat yang merekam realitas masyarakat adat di pedalaman Kalimantan Barat, Minggu (13/7/2025).
Karya ini lahir dari perjalanan Yasir selama tiga bulan, di mana ia bertemu langsung dengan komunitas adat seperti Dayak Siberuang, Iban, dan Ahe. Dalam pertemuan itu, ia menyaksikan bagaimana masyarakat adat masih bertahan di tengah ancaman perampasan tanah, kerusakan lingkungan, dan tekanan struktural lainnya.
“Saya ingin mereka hadir dalam khasanah kesusastraan Indonesia hari ini,” tulis Yasir dalam bukunya. “Harap-harap meledak dalam pikiran dan hati pembaca, seperti racun merkuri yang menyerang sungai-sungai di Kalimantan.”
Melalui narasi reflektif, Yasir juga menyampaikan kritik terhadap peran kelas menengah kota dalam konflik agraria, serta menggambarkan bentuk-bentuk kekalahan masyarakat Kalimantan—baik secara sosial maupun budaya. Ia menyandingkan kisah lokal seperti damek, senjata tradisional Dayak, dengan sejarah seperti Perjanjian Tumbang Anoi (1894) untuk menunjukkan kesinambungan perjuangan dan tekanan yang dialami masyarakat adat.
Bagian akhir buku ini memuat sejumlah surat pribadi yang ditulis selama perjalanan. Surat-surat tersebut menjadi ruang ekspresi yang merekam pengalaman batin sekaligus keresahan penulis terhadap kondisi yang ia temui.
“Saya, mungkin juga Anda, dapat membayangkan betapa kita yang hidup sebagai ‘Orang Kalimantan’ ini sejatinya telah mengalami kekalahan yang maha dahsyat.”
Buku ini diharapkan dapat memperkaya wacana sastra Indonesia, khususnya di ranah literatur ekologi dan isu-isu masyarakat adat. (Masruni)