KBK.News, MARTAPURA — Ketua Pokdarkamtibmas Bhayangkara Kalimantan Selatan, Warhamni, menyampaikan apresiasinya atas deklarasi Desa Bersinar (Bersih Narkoba) yang dicanangkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI Tahun 2025 di Desa Indrasari, Martapura, Kabupaten Banjar, Senin (3/10/2025).

Dalam kegiatan yang dihadiri ribuan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Kalimantan Selatan itu, hadir pula Gubernur Kalsel, Kepala BNN Provinsi, Kapolda Kalsel, Ketua DPRD, Forkopimda Provinsi, serta jajaran Pemerintah Kabupaten/Kota, termasuk Wakil Bupati Banjar, Habib Idrus Al Habsyi.

“Saya sebagai Ketua Pokdarkamtibmas Bhayangkara Kalsel mengapresiasi Pak Menteri dan Pemerintah Provinsi yang sangat konsisten dalam pemberantasan narkoba,” ujarnya.

Warhamni menyebut, Kalimantan Selatan masih berada pada posisi cukup tinggi dalam penyalahgunaan narkoba. Dari 38 provinsi di Indonesia, Kalsel berada di urutan ke-9.

Bahkan, baru-baru ini jajaran Polda Kalsel berhasil mengungkap kasus besar di Kabupaten Banjar, dengan barang bukti mencapai 16 kilogram narkoba.

Karena itu, menurutnya, program Desa Bersinar menjadi langkah penting dalam mempersempit ruang gerak bandar dan pengguna, hingga tingkat desa-desa terpencil.

“Artinya, tanggung jawab ini bukan hanya di tangan Polri dan BNN, tapi semua pihak, baik TNI-Polri, pemerintah daerah, kepala desa, BPD, tokoh masyarakat, hingga tokoh agama,” tegasnya.

Warhamni menyampaikan, desa-desa di Kalimantan Selatan nantinya akan membentuk Satuan Tugas Anti Narkoba, bekerja sama dengan BNN provinsi dan kabupaten/kota. Setiap desa akan memiliki sekitar 20 relawan yang berasal dari unsur tokoh masyarakat, pemuda, hingga ulama.

BACA JUGA :  Kasus Keracunan MBG, Forum Komite Sekolah Kabupaten Banjar Minta Sosialisasi Sebelum Program Dilanjutkan

Satgas ini diharapkan menjadi garda terdepan dalam pencegahan, deteksi dini, dan edukasi bahaya narkoba.

Selain itu, ia mendorong tokoh agama agar turut menyuarakan kampanye bahaya narkoba melalui mimbar kajian atau khutbah Jumat, termasuk peringatan mengenai penyalahgunaan lem yang sering menjadi pintu awal keterlibatan remaja dalam narkoba.

“Pemakai juga akan dibina, baik pengguna narkoba maupun lem. Semua ini memerlukan kerja sama pemerintah desa, perangkat desa, BPD, dan tokoh masyarakat hingga ke lapisan paling bawah,” jelasnya.

Menurut Warhamni, pencegahan sejak dini menjadi langkah paling efektif. Karena itu, sekolah-sekolah serta pondok pesantren juga rutin diberikan sosialisasi mengenai bahaya narkoba dari sisi agama, kesehatan, dan dampak sosialnya.

Ia menegaskan, tujuan akhir dari semua upaya ini adalah terciptanya situasi aman, tertib, dan kondusif di masyarakat, sejalan dengan arahan Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk memberantas narkoba hingga ke akar-akarnya.

“Kita berharap posisi Kalsel yang saat ini berada di peringkat sembilan nasional semakin menurun, dan peredaran narkoba semakin mengecil,” pungkasnya.