Ribuan Metalhead Menggila saat ‘Antisocial’ Menggema: Anthrax Resmikan Akhir Jogjarockarta 2025”
KBK.News,, YOGYAKARTA–Malam puncak Jogjarockarta 2025 mencapai klimaks spektakuler ketika Anthrax, salah satu dari The Big Four thrash metal dunia, menutup gelaran hari kedua tepat pukul 24.00 WIB, Minggu (7/12/2025)
Ribuan metalhead yang memadati arena sontak bergemuruh ketika riff bertenaga dibuka dengan nomor-nomor klasik seperti “Be All, End All”, “I Am the Law”, “NFL”, hingga “For the King” dan lainnya.
Puncak histeria terjadi ketika dua nomor yang selalu dinantikan—“Antisocial” dan “Indians”—menggema keras sebagai pamungkas.
Massa yang sebelumnya sudah memanas semakin liar meneriakkan “more! more!” sebelum akhirnya Anthrax menutup malam dengan energi yang tak menunjukkan usia mereka yang kini tak lagi muda.
The Hu dan Loudness Hangatkan Malam Jelang Puncak
Sebelum Anthrax naik panggung, atmosfer sudah panas oleh aksi unit veteran Jepang Loudness, yang membakar penonton lewat tembang-tembang wajib seperti “Crazy Nights”, “Crazy Doctor”, “In The Mirror”, “So Lonely”, hingga “SDI”.
Disusul kemudian The Hu dari Mongolia yang menyuguhkan racikan folk–metal dengan instrumen tradisional khas.
Aksi lawas, panggung megah, dan sound yang solid membuat ribuan penonton yang datang dari berbagai daerah enggan beranjak meski waktu terus mendekati tengah malam.
Panggung Sore Dikuasai Band Nasional
Sejak sore, panggung telah dipanaskan band-band nasional yang tampil penuh intensitas.
Tampil jelang senja setelah dua grup sebelum nya , In Flame Lamentation memulai kekacauan positif lewat tembang keras yang memicu ritual wall of death, tradisi khas penonton death metal di mana massa terbelah dan berlari saling tubruk saat musik menghantam klimaks.
Setelah itu giliran Usman n The Black Stone tampil dengan deretan lagu penuh kritik sosial yang disambut headbanging para penonton.
Metalhead Banua dan Kalteng Meriahkan Barisan Depan
Euforia Jogjarockarta 2025 tak lepas dari kehadiran para metalhead Kalimantan yang datang langsung ke Yogyakarta.
H Sahsada Bakti, metalhead asal Banjarmasin yang datang bersama istrinya, mengaku sangat bahagia bisa kembali menyaksikan Anthrax.
“Bertahun silam saya sudah menonton mereka di Ancol. Gila… masih tetap segar dan energik, tak lapuk dimakan usia,” ujar pekerja swasta itu sambil menunjukkan kaos Anthrax yang ia kenakan malam itu.
Syamsu, bassist terbaik Banua era 90-an yang kini bekerja di sektor swasta, juga merasakan nostalgia luar biasa.
“Kita hidup di era mereka. Malam ini seperti kembali ke masa muda. Anthrax tetap gila meski umur tak lagi muda,” ujarnya sambil tertawa puas.
Dari Kalimantan Tengah, Roxas Yohanes juga menyempatkan terbang pagi-pagi demi tidak kehilangan momen.
“Beruntung sekali bisa hadir di event terakhir Jogjarockarta.
Sejak 2018 mereka sudah menghadirkan Scorpions, Megadeth, Whitesnake, Extreme… dan sekarang Anthrax dan Loudness. Ini sejarah,” pungkas pria yang tak pernah absen sejak Jogrocakarta mulai digelar pada tahun 2018.
