Aksi Kamisan ke-70 di Banjarmasin: Teriakan Luka Jumat Kelabu yang Tak Pernah Sembuh
KBK.News, BANJARMASIN – Jalan Lambung Mangkurat kembali menjadi saksi bisu perlawanan terhadap lupa. Kamis (22/5/2025), puluhan aktivis dan masyarakat sipil berpakaian hitam pekat berdiri tegak di depan eks Hotel Arum.
Aksi Kamisan ke-70 ini bukan sekadar rutinitas mingguan. Ia adalah napas panjang perjuangan untuk menagih kebenaran yang disembunyikan, menuntut keadilan yang belum ditegakkan.
Dalam keheningan simbolik, orasi menggema bukan untuk seremoni, tapi untuk mengoyak kebisuan negara atas luka sejarah.
“Kami berdiri di sini bukan untuk seremonial, tapi untuk melawan lupa dan menolak pembiaran atas tragedi kemanusiaan ini. Tragedi Jumat Kelabu bukan sejarah yang selesai, ini luka yang masih terbuka,” seru Maulidinur Rahman selaku koordniator aksi.
Tragedi Jumat Kelabu pada 23 Mei 1997 merupakan salah satu babak tergelap dalam sejarah Banjarmasin. Ratusan nyawa melayang dalam kerusuhan yang membakar kota, tetapi hingga kini negara masih bungkam, enggan menyingkap siapa yang bertanggung jawab.
Koordinator aksi lainnya, Khafi, dengan tegas menolak segala bentuk rekonsiliasi palsu yang tak berlandaskan keadilan.
“Negara harus berhenti berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Tidak akan pernah ada rekonsiliasi tanpa keadilan. Kami menuntut pengakuan resmi, kompensasi layak, dan proses hukum bagi semua yang terlibat,” tuturnya.
Dibalik hitamnya pakaian para peserta, tersimpan duka dan semangat perlawanan terhadap impunitas. Belasan aparat kepolisian tampak mengawal aksi damai ini, menjaga agar suara-suara dari perempatan jalan itu tak kembali dibungkam. (Masruni)