KBK.News, MARTAPURA – Kemunculan para guru di berbagai platform media sosial seperti TikTok, Instagram, hingga Facebook kini menjadi tren yang semakin nyata di Kalimantan Selatan. Konten-konten yang mereka unggah pun beragam, mulai dari edukasi, motivasi, hingga hiburan. Namun, sebagian konten juga memicu reaksi publik karena dinilai kurang mencerminkan etika profesi pendidik, Senin (17/11/2025).

Menanggapi fenomena ini, M. Ali Syahbana, anggota DPRD Kabupaten Banjar dari Partai Gerindra sekaligus pemerhati sosial dan pendidikan di Kalsel, memberikan pandangannya.

“Guru adalah pilar utama dalam pembentukan karakter generasi bangsa. Mereka bukan hanya penyampai ilmu, tetapi juga figur teladan yang harus menjaga integritas dan etika pendidikan, baik di kelas maupun di ruang digital,” ujar Ali Syahbana, Senin (17/11/2025).

Ali menilai bahwa kehadiran guru di media sosial sebenarnya membuka peluang besar dalam memperluas jangkauan edukasi. Namun, di balik itu terdapat tantangan untuk menjaga martabat profesi.

“Perlu adanya regulasi dan pedoman yang tidak membatasi kreativitas, tetapi memastikan setiap konten yang diunggah tetap selaras dengan nilai pendidikan dan etika guru,” tegasnya.

BACA JUGA :  Sekda Banjar Buka Rapat Rencana Aksi Daerah

Ia juga menekankan pentingnya literasi digital bagi tenaga pendidik agar media sosial bisa dimanfaatkan sebagai ruang produktif dan inspiratif bagi peserta didik.

“Dengan literasi yang baik, guru dapat menjadi agen perubahan yang mampu memberi dampak positif serta menghindari konten yang tidak sesuai dengan nilai profesionalisme,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ali menyampaikan perlunya pembinaan berkelanjutan bagi guru, terutama terkait etika digital, pemahaman psikologi remaja, dan pemanfaatan media sosial sebagai sarana edukasi modern.

“Pembinaan harus dilakukan secara terpadu oleh pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Guru harus tetap menjadi panutan yang konsisten dan bertanggung jawab,” jelasnya.

Sebagai penutup, Ali mengingatkan bahwa guru memiliki posisi strategis dalam membentuk moral serta karakter peserta didik, termasuk melalui jejak digital mereka.

“Masyarakat terus memandang guru sebagai fondasi pembentukan karakter bangsa. Karena itu, guru wajib menjaga martabat dan profesionalismenya di semua ruang, termasuk media sosial,” pungkas Ali Syahbana.