Site icon Kantor Berita Kalimantan

Angka Stunting Di Kalsel Masih Tinggi Mencapai 31 Persen

BANTUL – Angka stunting di Kalsel masih tinggi, data SSGBI Tahun 2019 sebesar 31 persen, karena itu BKKBN Pusat  siap bantu untuk pencegahan, Selasa (15/3/2022). 

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) siap mendukung program pendampingan pasangan 3 bulan sebelum menikah yang diluncurkan oleh BKKBN pusat dan Kementerian Agama pada hari Jumat (11/03/2022) di Bantul, Yogyakarta.

Kegiatan yang digelar seluruh Indonesia secara daring itu bertujuan agar masyarakat khususnya pasangan pra-nikah dapat memperhatikan potensi stunting yang bisa terjadi tanpa adanya pemeriksaan dan pengawasan.

Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo mengatakan sebelum dilakukan pernikahan, maka 3 bulan sebelum itu calon pengantin sudah harus mendapatkan pendidikan dan edukasi, bagaimana caranya bisa mendapatkan calon bayi yang sehat, tentunya dengan menerapkan pola hidup sehat dan berbagai pola lainnya.

“Kalau sekarang bulan madu pernikahan, maka 3 bulan sebelumnya harusnya sudah diberikan edukasi pranikah sebagai upaya pencegahan stunting bayi yang dilahirkan,” ujarnya.

Menyikapi hal tersebut, Kepala BKKBN Kalsel, Ramlan mengatakan bahwa sinergi dari semua pihak sangat diperlukan dalam mensosialisasikan program pemeriksaan dan pendampingan ini.

“Untuk itu nanti pihaknya akan segerak berkolaborasi dengan semua pihak untuk menyosialisasikan program ini ke kabupaten/kota se-Kalsel,” kata Ramlan, Minggu (13/3/2022).

Oleh karena itu, pada tahun 2022 pihaknya akan fokus menurunkan angka stunting sekaligus menyosialisasikan program pendampingan pasangan 3 bulan sebelum menikah. Apalagi BKKBN mendapatkan mandat baru yaitu menurunkan angka stunting di Indonesia hingga 14% pada tahun 2024.

Sedangkan Kalsel sendiri berdasarkan Studi Status Balita Gizi Indonesia (SSGBI) tahun 2019 mencapai 31,75 persen. Jadi angka ini nanti pada 2024 menjadi 14 persen dan rata-rata per tahunnya turun 3,55 persen.

Untuk itu, upaya yang akan dilakukan pertama sesuai dengan satgas stunting yakni bagaimana cara mengedukasi para calon pasangan agar tau apa yang harus mereka siapkan.

Kemudian, 3 bulan sebelum pernikahan, perempuannya harus diberikan pil penambah darah dan diberi asam folat, supaya sel telurnya betul-betul sehat dan siap dibuahi. Kemudian setelah hamil calon ibu penting untuk mengonsumsi zat yang bergizi sehingga anaknya lahir tidak mengalami stunting.

“Ini perlu kita berikan edukasi kepada pasangan muda agar nantinya anak yang dilahirkan tidak stunting,” tuturnya.

Selain itu, BKKBN Kalsel telah membentuk 3.072 tim pendamping keluarga yang akan bertugas mendampingi keluarga yang melahirkan anak beresiko stunting, calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, dan balita di bawah 2 tahun.

“Jadi tugasnya untuk mendeteksi lebih dini faktor utama stunting, melakukan pendampingan dan survailens pada ibu hamil, ibu menyusui dan balita di bawah 2 tahun,” pungkasnya. (MC Kalsel/tgh/ARH).

Sumber :infopublik.id 

 

Exit mobile version