MARTAPURA – Ratusan masyarakat Desa Awang Bangkal Timur menggelar aksi demo di depan kantor Desa Awang Bangkal Timur, Kecamatan Karang Intan, di Jalan Carikan RT 01, Desa Awang Bangkal Timur, Senin (4/12/2023) pagi.
Aksi tersebut sempat terjadi kericuhan karena warga mendesak masuk kantor desa, namun pihak keamanan dari TNI dan Kepolisian langsung sigap mengamankan kantor desa, sehingga kericuhan tidak berlanjut.
Aksi tersebut digelar dalam rangka mempertanyakan tentang aset atau tanah desa, yang dianggap belum jelas statusnya dijual atau disewakan oleh Kepala Desa dan aparatnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Awang Bangkal Timur, M. Attoillah. Ia mengatakan bahwa pihaknya meminta penjelasan kepada Pemdes mengenai hasil pendapatan desa dari tambang gunung seluas 14 hektar.
“Sepengetahuan saya dari harga 500 juta rupiah, untuk mesjid 190 juta, selebihnya kami tidak tau kemana sisanya,” ujar Atoi.
Attoilah membeberkan, pihaknya belum pernah melakukan pembahasan internal dengan pembakal mengenai pendapatan dari tambang tersebut.
“Tuntutan warga yakni mengetahui sisa duitnya kemana, seandainya penambang ada bayar untuk pendapatan desa, pendapatan nya itu kemana ? digunakan untuk apa? itu saja yang ingin kami ketahui,” paparnya.
Kalau tidak ada kejelasan, lanjut Attoi, maka warga Desa Awang Bangkal Timur akan kembali menggelar aksi bahkan akan melanjutkan ke jalur hukum.
Sementara itu, salah satu ibu-ibu di Desa Awang Bangkal Timur, Asih juga mengatakan bahwa warga desa meminta penjelasan dan menuntut haknya yang tidak menerima sepeserpun dari hasil tambang didesanya.
“Dan tentunya kami juga menuntut agar semua aparat desa disini untuk mundur dari jabatan nya karena tidak ada keterbukaan,” pungkasnya.
Aparat Desa Awang Bangkal Timur dibawa dengan mobil polisi, guna diamankan oleh pihak kepolisian dari ratusan warga yang menghadang.