
Tumpukan sampah memenuhi badan jalan di sejumlah titik di Banjarmasin, menimbulkan kekhawatiran menjelang Hari Raya Idul Fitri (Foto Mercy)
KBK News, BANJARMASIN – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446, Kota Banjarmasin masih dibayangi permasalahan sampah yang mengkhawatirkan.
Sampah menumpuk di berbagai titik hingga memenuhi badan jalan, seperti di Jalan HKSN, Veteran, Cemara, dan lokasi lainnya. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan menjadi pemandangan tak sedap saat hari kemenangan tiba.
Pengamat Lingkungan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Khuzaimi, mengaku prihatin dengan kondisi ini. Menurutnya, diperlukan langkah cepat agar Banjarmasin keluar dari krisis sampah.“Kita berharap pada Hari Raya Idul Fitri nanti tidak ada lagi tumpukan sampah yang mengganggu lalu lintas. Hanya ada dua pilihan cepat: membuka kembali TPA Basirih atau mengirim semua sampah ke Banjarbakula,” ujar Khuzaimi.
Ia menilai opsi tersebut lebih realistis dibandingkan solusi jangka panjang yang memerlukan waktu lama. Khuzaimi juga menyarankan Pemko Banjarmasin melakukan lobi intensif kepada pengelola Banjarbakula agar dapat menampung lebih banyak sampah dari Banjarmasin.“Banjarbakula semestinya tidak membatasi jumlah sampah, karena Banjarmasin adalah bagian dari Kalimantan Selatan. Jika Banjarmasin terus terbelit masalah sampah, citra negatifnya akan berdampak pada seluruh provinsi,” tegasnya.
Namun, pembukaan kembali TPA Basirih bukan hal mudah. Persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih ditunggu, sementara pihak kementerian belum memberi sinyal positif.
Ketua Gatensi Kalsel itu juga mendorong Pemko melibatkan pelajar dalam pengelolaan sampah sebagai bagian dari edukasi lingkungan. Hal ini dinilai penting agar generasi muda tidak menganggap hidup berdampingan dengan sampah sebagai hal wajar.
“Kalau dibiarkan, generasi muda akan terbiasa dengan tumpukan sampah dan menganggapnya sebagai hal normal. Ini preseden buruk bagi Kota Banjarmasin,” katanya, mengingatkan agar pelajar yang terlibat dalam pengelolaan sampah dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD).
Di sisi lain, Wali Kota Banjarmasin HM Yamin HR menegaskan Pemko Banjarmasin tidak tinggal diam dalam menghadapi darurat sampah. Sejumlah langkah ditempuh, seperti memaksimalkan fungsi TPS3R, TPST, dan PDU untuk mengurangi volume sampah.
“Kami terus berusaha, tetapi kami sadar solusi ini tidak serta-merta menyelesaikan masalah. Kami juga terbuka bagi investor atau perusahaan besar yang ingin berinvestasi dalam pengelolaan sampah,” ujar Yamin.
Ia juga menyebutkan upaya penambahan TPS3R, mengingat saat ini Banjarmasin baru memiliki 16 unit. Pemko bahkan mencari pengusaha yang bersedia meminjamkan atau menyewakan gudang besar untuk dijadikan TPS3R.
“Gudang yang dipinjamkan atau disewakan kepada kami akan dilengkapi alat pencacah, alat press, dan alat lainnya agar pengolahan sampah bisa optimal,” katanya.
Yamin berharap pengolahan sampah di setiap TPS3R dapat mengurangi volume residu hingga hanya 10-20 persen saja yang akan dibuang ke Banjarbakula, sementara sisanya akan dimanfaatkan sebagai peluang ekonomi.“Harapan kami, sampah bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai, bahkan mendatangkan cuan,” pungkasnya.