Benteng Pengaron atau Orange Nassau dihancurkan warga dan sebagian bahan bangunannya seperti batu bara digunakan untuk membangun sedikitnya 2 mushalla (Langgar), Selasa (10/8/2021).
Pambakal atau Kepala Desa Pengaron Supianoor mengatakan, sebelumnya Benteng Orange Nassau masih tegak berdiri utuh. Namun, karna terlihat angker di tengah hutan, lalu sebagian warga merobohkannya untuk diambil bahan bangunannya.
“Kalau batu batanya diambil warga untuk membangun langgar (mushalla – Red). Setidaknya ada 2 langgar yang menggunakan batu bata dari Benteng Orange Nassau ini,” jelasnya, Selasa (10/8/2021).
Supianoor menegaskan semua itu terjadi sebelum Benteng Orange Nassau ditetapkan pemerintah sebagai situs budaya.
” Itu dulu sebelum pemerintah membuat larangan, dan sebelum menetapkan Benteng Orange Nassau sebagai situs budaya,” ungkapnya.
Batu bata dari Benteng Pengaron atau Orange Nassau, ucap Pambakal Pengaron, bahannya sangat kuat dan berbeda dengan batu bata biasa. Karena itu, dulu warga lebih suka mengambilnya di bekas benteng pertahanan tentara Belanda tersebut.
” Selain batu bata, sejumlah besi yang ada di Benteng Pengaron ini juga banyak diambil atau bahkan di jarah maling. Dulu di benteng ini ada besi besar yang bisa berputar atau semacam turbin, tapi sudah tidak diketahui lagi, kemungkinan sudah ada yang menjual,” tandasnya.
Kemudian, Syaiful Bahri, Ketua RT 05 Desa Pengaron membenarkan apa yang disampaikan Pembakal Supianoor. Ia juga menambahkan, batu bata yang dijadikan bahan bangunan mushalla yang diambil dari Benteng Pengaron punya ciri tersendiri.
” Batu bata dari Benteng Pengaron atau Orange Nassau bahannya sangat kuat dan ada tulisannya. Tapi dari batu bata yang ada ini kurang jelas tulisannya,” pungkas Syaiful Bahri.