KBK.News, BANJARMASIN– PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Regional 9 Kalimantan terus menunjukkan kiprahnya dalam memperkuat ekonomi berbasis syariah di Pulau Kalimantan. Hingga tahun 2025, total portofolio dana yang telah digelontorkan BSI mencapai Rp18 triliun, yang sebagian besar disalurkan untuk pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Sefudin Suria Hidayat, selaku Alternatif Chanel & Government Project Group Head atau CEO Regional 9 Kalimantan, menyampaikan bahwa BSI tidak sekadar menjadi lembaga keuangan, namun juga hadir sebagai partner finansial sekaligus spiritual bagi masyarakat.

“Mudah-mudahan Bapak Ibu sekalian dapat membantu kami menyebarkan literasi yang lebih luas kepada masyarakat.

Kolaborasi dengan media ini penting agar masyarakat semakin memahami sistem perbankan syariah,” ujarnya saat BSI Media Gathering 2025 di Kota Cinema Banjarmasin, Jumat (17/10/2025).

Usai nobar film “Kang Solah From Mal X Nenek Gayung”, Sefudin menjelaskan bahwa BSI memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan UMKM melalui konsep pembiayaan berbasis syariah yang adil dan transparan, menggunakan akad jual beli maupun bagi hasil.

BACA JUGA :  Kapolda Kalsel Nobar “Sayap-Sayap Patah 2” Bareng Mahasiswa dan Media: Filmnya Sangat Menyentuh

“Dari total dana Rp18 triliun yang kami gelontorkan, lebih dari 20 persen dialokasikan untuk sektor UMKM. Selain pembiayaan, kami juga memberikan edukasi agar pelaku usaha bisa naik kelas,” ungkapnya.

Program pembinaan yang dilakukan BSI meliputi pelatihan dan pendampingan bisnis bagi pelaku UMKM agar lebih adaptif dan berdaya saing. “Kami sudah memiliki sekitar dua juta nasabah, dan di Kalimantan Selatan jumlahnya paling dominan,” tambahnya.

Menurut Sefudin, kegiatan media gathering ini juga menjadi wadah bagi BSI untuk mempererat sinergi dengan insan pers. “Media adalah jembatan informasi kepada masyarakat. Melalui media, kami berharap masyarakat mengetahui berbagai manfaat dan program positif BSI,” tuturnya.

Menutup kegiatan tersebut, Sefudin mengaitkan pesan moral dari film yang ditonton bersama. “Dari film itu kita belajar tentang hubungan antara ibu dan anak yang lama terpisah — penuh dinamika, namun menyimpan nilai kasih sayang dan perjuangan hidup,” pungkasnya.