MARTAPURA – DPD Partai Golkar Kabupaten Banjar tegaskan dinamika yang terjadi pada pemilihan Ketua Komisi IV DPRD Banjar bukanlah jegal menjegal, Kamis (7/4/2022).
Terkait dengan dinamika pemilihan Pimpinan AKD di DPRD Kabupaten Banjar terutama yang terjadi di Komisi IV, DPD Partai Golkar Kabupaten Banjar melalui Sekretaris, Chairil Anwar angkat bicara dan berikan klarifikasi. Menurutnya pemilihan berlangsung alot dan hasilnya imbang, yakni masing – masing mendapat 6 suara.
Menyikapi persoalan ini, beber Chairil Anwar pihaknya perlu memberikan klarifikasi, bahwa dinamika yang terjadi bukanlah jegal menjegal. Tetapi menurutnya itu memperlihatkan loyalitas anggota Fraksi Partai Golkar, Rusdiana, karena telah menjalankan kebijakan partai.
“Ibu Rusdiana telah melakukan langkah yang benar dengan melaksanakan komitmen yang telah disepakati oleh fraksi golkar bersama dengan fraksi lain sebagai mitra koalisi. Dengan adanya koalisi pasti sudah ada pengalokasian dimana masing-masing fraksi mendapatkan porsi pimpinan di komisi,” tegas Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Banjar ini melalui keterangan tertulisnya, Kamis (7/4/2022).
Chairil menambahkan, bahwa koalisi tentunya merupakan keniscayaan, karena Partai Golkar dalam memperjuangkan kepentingan partai yang bersumber dari kepentingan masyarakat dan hal itu tidak bisa sendiri. Terlebih lagi, posisi Partai Golkar Kabupaten Banjar bukan pemenang pemilu dan tidak memiliki kursi yang dominan di DPRD Kabupaten Banjar.
“Partai Golkar hanya punya 8 kursi itupun harus dikurangi 2 orang yang tidak patuh dan loyal terhadap partai.
Untuk di Komisi IV unsur pimpinan bukan porsinya Golkar, tetapi itu adalah porsinya fraksi Nasdem, maka wajarlah salah satu anggota fraksi golkar tegak lurus dengan kebijakan tersebut,” jelasnya lagi.
Karena tegak lurus itu, ungkap Chairil, pihaknya mengapresiasinya.
Malah yang menjadi persoalan itu munculnya kader Golkar yang lain sekonyong-konyong mencalonkan diri menjadi pimpinan di komisi tersebut.
“Itu bisa karena ambisi atau malah dimanfaatkan oleh koalisi fraksi lain untuk menghancurkan komitmen terhadap koalis resmi yang sudah dibangun Fraksi Golkar. Kita tidak mungkin berkhianat terhadap komitmen yang telah dibangun bersama. Kita juga memaklumi bahwa Gusti Abdurrachman memiliki kedekatan dengan koalisi “dungu” sehingga susah untuk satu visi dengan kebijakan fraksi partai golkar kab. Banjar,” tandasnya.
DPD Partai Golkar Kabupaten Banjar, beber Chairil, sebenarnya juga sempat heran dengan komposisi keanggotaan Komisi IV yang berjumlah 12 orang. Sebenarnya kalau mau taat asas terhadap aturan di tatib seharusnya anggota komisi itu maksimal 11 orang. Karena penentuan jumlah anggota komisi dengan mempertimbangkan asas pemerataan dan perimbangan, apalagi di komisi lain ternyata ada yang hanya berjumlah 8 orang saja.
“Apakah karena ambisi koalisi mereka untuk menjadi pimpinan komisi lalu mengabaikan hal ini,” pungkas Chairil Anwar.