Belum jelas dana CSR PT Adaro Untuk Balangan, karena itu Pemerintah berjuluk Bumi Sanggam menyatakan keluar dari Tim CSR beberapa waktu lalu, Selasa (23/6/2021).
Menyikapi hal tersebut Bupati Balangan H Abdul Hadi buka suara, ia mengatakan seminggu setelah persoalan tersebut komunikasi dengan pihak perusahaan kembali dilanjutkan untuk membahas persoalan CSR.
Pemkab Balangan dalam hal ini Bupati Abdul Hadi berencana akan ke Jakarta untuk melanjutkan komunikasi dengan petinggi Adaro di tingkat pusat guna membahas soal kelanjutan CSR.
“Harapan kami dana CSR dapat membantu pembangunan di Kabupaten Balangan, meski diketahui nilainya berkurang dari tahun kemarin, dimana pada tahun 2020 gelontoran dana CSR berkisar Rp 12,5 Milyar, dan untuk tahun ini berkisar Rp 11,5 Milyar” bebernya kepada awak media, Senin (21/6).
Diantara program yang telah disusun yaitu keberadaan Desa Liyu yang diharapkan menjadi binaan CSR Adaro guna mengembangkan wisata di desa setempat. Kemudian juga meminta agar CSR berpartisipasi dalam pembangunan Istana Anak Yatim.
“Semuanya murni untuk pembangunan daerah tidak ada untuk kepentingan pribadi,” tegas Bupati.
Meski demikian harapannya dana CSR dapat membantu daerah, karena seyogyanya dana CSR dikeluarkan untuk masyarakat terutama yang berada disekitar tambang. Disamping itu juga untuk kegiatan program yang telah disusun oleh Pemkab Balangan salah satunya Istana Anak Yatim.
Jika Istnana Anak Yatim ini terealisasi maka menjadi yang kedua di Kalimantan Selatan setelah Tanah Bumbu.
“Saya yakin Adaro nantinya akan bangga jika dana CSR juga diperuntukkan untuk pembangunan Istana Anak Yatim di Balangan,” pungkasnya.(Roli)
Sumber : infopublik.id