MARTAPURA – Pada RDP Komisi II DPRD Banjar, Dinas Pertanian Kabupaten Banjar sebut tidak terjadi kegagalan panen, tetapi hanya terjadi penurunan produksi akibat perubahan iklim dan serangan hama tungro dan beras masih surplus, Rabu (4/1/2023).
Anggota Komisi II DPRD Banjar Saidan Pahmi mengatakan, pada rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas PMD dan pihak terkaitnya pihaknya menerima sejumlah laporan akibat kegagalan panen.
” Di RDP tadi mereka tidak menyebutnya kegagalan panen, tetapi terjadi penurunan hasil panen atau produksi padi di Kabupaten Banjar. Menurut mereka penyebabnya adalah perubahan iklim dampak dari El Nina atau terjadi curan hujan yang sangat signifikan dan serangan hama tungro,” jelas politisi Partai Demokrat ini, Selasa (3/1/2023).
Dampak dari menurunnya hasil pertanian pada tahun 2022, ungkap Saidan, diantaranya harga beras naik, para petani sulit mendapatkan bibit untuk bercocok tanam kembali.
Menurut Saidan Pahmi, Kabupaten Banjar salah satu penyuplai dan penyangga beras untuk Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya Banjarbaru dan Banjarmasin. Hal ini menggambarkan betapa penting dan strategisnya hasil panen dari wilayah Kabupaten Banjar untuk memenuhi ketersediaan beras, khususnya jenis beras lokal di Kalsel ini.
“Pada tahun 2022 terjadi penurunan produksi hasil pertanian kita, maka saat ini kita merasakan dampaknya diantaranya terjadi kenaikan harga beras yang cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujar anggota DPRD Banjar ini.
Pada kesempatan RDP ini beber Saidan, pihaknya meminta pihak terkait di Pemkab Banjar untuk memberikan bantuan kepada para petani yang terdampak dari gagal panen. Selain itu juga harus menyiapkan sejumlah langkah antisipasi agar gagal panen tidak terus terjadi.
“Kita harapkan mereka punya langkah nyata dalam mengantisipasi gagal panen akibat perubahan iklim dan hama tungro, serta ketersediaan anggarannya,” tegas Saidan Pahmi.
Terpisah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Ahmadi menyatakan, pihaknya mengakui adanya penurunan produksi padi dan bukan gagal panen di Kabupaten Banjar. Namun, produksi padi yang ada masih mencukupi atau surplus untuk Kabupaten Banjar.
” Kita masih surplus beras, hingga 18 ribu ton. Kalau kenaikan harga beras itu akibat sebagian besar beras lokal dari Kabupaten Banjar lebih banyak dipasarkan ke daerah tetangga seperti Banjarbaru dan Banjarmasin,” ujarnya, Rabu (4/1/2023).
Untuk mengantisipasi menurunnya produksi pertanian, kata Ahmadi, pihaknya telah menyiapkan bibit untuk 25 ribu hektar kepada para petani, obat – obatan pertanian, dan pupuk bersubsidi.
” Kita selalu menjalani koordinasi dengan semua stakeholder untuk mengantisipasi dampak menurunnya hasil panen akibat perubahan iklim dan serangan hama tungro,” pungkas Ahmadi.