MARTAPURA – Ketua DPRD Kabupaten menduga penyebab tingginya angka stunting di Kabupaten Banjar adalah salah urus dan bukan salah, karena makan ikan asin, Rabu (13/7/2022).
Ketua DPRD Kabupaten Banjar Muhammad Rofiqi terkejut dan sekaligus prihatin, karena di daerahnya peringkat pertama stunting dan bahkan berada di zona merah stunting di Kalsel. Terkait persoalan ini ia meminta pihak yang mengurus kesehatan masyarakat, khususnya perbaikan gizi pada Balita bekerja dengan baik dan tepat sasaran.
Rofiqi menduga mereka yang mengurus persoalan pencegahan stunting di Kabupaten Banjar tidak memahami tugasnya, sehingga angka stunting di daerahnya melambung tinggi.
Bukan hanya itu saja, bahkan Kabupaten Banjar berada di peringkat pertama di Kalimantan Selatan Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi
“Saya berpikir jangan-jangan mereka yang mengurus pencegahan stunting tidak paham cara mengatasi persoalan ini. Aneh dan lucu rasanya, jika ada data yang menyebutkan angka kemiskinan di Kabupaten Banjar paling bagus di Kalsel, yakni turun, tetapi berbanding terbalik dengan angka stunting yang justru naik,” jelasnya
Menurut Rofiqi, kemarin ia membaca berita di salah satu media salah satu “pejabat” garis depan mengatakan, bahwa tingkat stunting di Kabupaten Banja tinggi, karena masyarakat masih mengkonsumsi ikan asin.
” Saya kira itu statemen konyol, karena yang bersangkutan dilihat dari konteks jawabannya jelas tidak paham dan tidak menguasai permasalahan penyebab tingginya angka stunting,” tegasnya.
Politisi muda Partai Gerindra ini menyatakan, seharusnya kita semua malu, ketika ditetapkan sebagai peringkat pertama stunting di Kalsel, bahkan nasional. Padahal Kabupaten Banjar dikenal kaya dengan sumber daya alam, tetapi gizi Balitanya rendah dan sebabkan tingginya angka stunting.
Penyebab utama terjadi stunting, beber Rofiqi, setahunya, karena asupan gizi yang kurang secara kronis terus menerus dan jangka panjang, Ibu Balita sering sakit-sakitan, dan (pola) asuhannya tidak baik. Selain itu ketika hamil dalam kondisi tidak sehat, anemia, kekurangan vitamin D, kekurangan asam folat, serta hamil terlalu muda, terlalu tua, dan juga terlalu sering hamil.
“Saya sarankan lebih baik serahkan penanganan stunting kepada ahlinya daripada cuman buang-buang duit rakyat untuk foto-foto rembug stunting yang tidak berguna, karena tidak disertai action di lapangan. Jangan biarkan daerah ini terjun ke jurang yang semakin dalam atau akhirnya kita akan kembali ke jaman flinstone atau jaman batu,” pungkas Ketua DPRD Banjar Muhammad Rofiqi.