KBK.News, MARTAPURA – Di usia yang baru menginjak 14 tahun, Dilma Roselva Safarini, gadis asal Desa Simpang Tiga, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, telah memikul tanggung jawab besar yang jarang dilakukan anak seusianya, Kamis (23/10/2025).

Sejak ibunya, Annisa Mukarramah, mengalami kelumpuhan pada tahun 2021, Dilma dengan penuh kesabaran dan kasih sayang merawat sang ibu seorang diri.

Setiap hari, sebelum berangkat ke sekolah, Dilma menyuapi ibunya makan, memasak, mencuci, menyapu, dan membersihkan rumah. Semua itu ia lakukan tanpa keluh kesah.

“Alhamdulillah, Dilma ini anaknya sangat sabar. Dia yang menyuapi saya, memasak, mencuci, dan mengurus semua pekerjaan rumah. Saya benar-benar bersyukur punya anak seperti dia,” ucap Annisa saat ditemui di kediamannya, Kamis (23/10/2025) siang.

Annisa bercerita, ia menjadi lumpuh akibat terjatuh dari lantai tiga saat bekerja di Arab Saudi lima tahun silam. Sejak itu, seluruh aktivitas rumah tangga diambil alih oleh putri semata wayangnya tersebut.

Annisa dan Dilma mengaku bersyukur, karena ada saja yang membantu ia dan Dilma, mulai dari bantuan pemerintah desa berupa BLT sebesar Rp300 ribu per bulan, dan rezeki tidak terduga lainnya yang membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

BACA JUGA :  Ketua DPRD Banjar Protes Keras, Karena Wilayah Kabupaten Banjar Diberikan Ke Daerah Lain

Kendati harus merawat ibunya, Dilma tetap rajin belajar dan dikenal berprestasi di sekolah.

“Dari TK sampai sekarang kelas IX MTs, Dilma sering ranking 1. Temannya banyak, gurunya juga sayang sama dia,” tutur sang ibu dengan bangga.

Annisa pun hanya bisa berharap dan berdoa agar putrinya kelak meraih masa depan yang cerah.

“Semoga anak saya sukses di dunia dan akhirat. Saya sangat bangga padanya, sampai tak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” ucapnya dengan haru.

Dilma sendiri mengaku tak pernah merasa lelah merawat ibunya. Baginya, sang ibu adalah sumber semangat hidup.

“Saya tidak capek merawat ibu, karena ibu adalah penyemangat saya. Saya ingin terus membuat ibu bahagia,” ujar Dilma.

Setiap hari, ia pergi ke sekolah menggunakan sepeda. Walau sederhana, semangat belajarnya tak pernah padam. Ia bahkan menyimpan cita-cita mulia.

“Saya ingin jadi dokter, supaya bisa mengobati banyak orang dan juga ibu,” pungkas Dilma.