KBK.NEWS BALIKPAPAN KALTIM – Inflasi di Kota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami kenaikan dan diantaranya dipicu naiknya harga sayuran seperti kangkung dan bayam, Sabtu (26/10/2024).
Kota Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,10 persen (mtm) pada September 2024 setelah dua bulan berturut-turut mencatatkan deflasi.
Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan di Balikpapan mencapai 2,31 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang berada di level 1,84 persen (yoy) serta gabungan empat kota di Kalimantan Timur sebesar 2,16 persen (yoy).
Terkait dengan tingginya inflasi di Kota Balikpapan tersebut, Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik meminta agar memanfaatkan lahan. Termasuk lahan bekas tambang batu bara untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Hal itu disampaikannya saat Peresmian Kios Penyeimbang Harga di Pasar Klandasan Balikpapan yang dikelola Perumda Manuntung Sukses, Jumat 25 Oktober 2024.
Menurut Akmal Malik, mayoritas kebutuhan di Kaltim didatangkan dari luar daerah khususnya Pulau Jawa maupun Sulawesi. Kondisi itu yang menyebabkan seringnya terjadi inflasi.
“Bukan cuma beras, bahkan pakan ternak saja kita datangkan dari luar,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.
Bahkan dia menyingung juga inflasi yang terjadi akibat kangkung maupun sayur lainnya. Kondisi itu kata dia, harusnya tidak terjadi karena lahan di Kaltim masih sangat luas.
“Kita pernah mengalami inflsi disebakan kangkung, kangkung menyebabkan inflasi, gak bisa tanam kankung apa. Akan saya sebut terus di media, bagi saya memalukan ini,” ujarnya
Kata dia, harusnya dengan lahan yang cukup luas bisa dimaksimalka untuk ketahanan pangan.
“Kita di Kaltim gak ada yang kurang, yang kurang cuma usahanya saja,” imbuhnya.