DPRD Banjar tolak penyertaan modal ke PDAM Intan Banjar dan sarankan gunakan deposito Rp 70 Miliar lebih yang diduga hanya mengendap di Bank Kalsel, Kamis (17/9/2020).
Permintaan penyertaan modal ke PDAM Intan Banjar ditolak mentah -mentah DPRD Banjar, karena defisit anggaran dan PDAM tidak mendatangkan sepeserpun setoran deviden atau PAD bagi Pemkab Banjar.
PDAM Intan Banjar gencar berupaya mendapatkan penyertaan modal senilai Rp30 miliar dari Pemkab Banjar yang merupakan pemegang saham utama.Tetapi, keinginan PDAM Intan Banjar tersebut kandas ditangan para wakil rakyat di DPRD Banjar.
Pada rapat paripurna DPRD Banjar (virtual) PDAM Intan Banjar ini sejumlah fraksi sepakat menolak penyertaan modal berupa dana segar. Sedangkan untuk penyertaan modal selain dana masih dalam pembahasan antara eksekutif dan legislatif.
Ketua DPRD Banjar, Muhammad Rofiqi mengatakan, pihaknya menolak dengan tegas penyertaan modal berupa dana segar ke PDAM Intan Banjar. Sedangkan untuk penyertaan modal dalam bentuk aset disetujui, tetapi harus melewati pembahasan terlebih dulu.
Rofiqi pesimis cakupan layanan 80 persen bisa tercapai dalam waktu yang cepat, sehingga kalau tercapai barulah PDAM Intan Banjar bisa menyetor deviden ke Pemkab Banjar. Hal itu, karena luas Kabupaten Banjar itu bahkan lebih luas dari Kota Jakarta, apalagi Kota Banjarbaru dan Banjarmasin.
“Syarat agar PDAM Intan Banjar bisa menyetor ke dividen ke Pemkab Banjar cakupan layanan, kan harus 80 persen. Sedangkan luas daerah Kabupaten Banjar tujuh kali lebih luas Kota Jakarta, sehingga target 80 persen itu hal yang sangat mustahil dan tidak masuk akal untuk dicapai,” tegas Politisi muda Partai Gerindra ini.
Muhammad Rofiqi juga mengungkapkan, bahwa PDAM Intan Banjar saat ini punya dana sendiri sendiri berupa deposito sekitar Rp70 Miliar dan mengendap di Bank Kalsel. Menurutnya, mengapa tidak dana yang ada tersebut digunakan untuk perbaikan layanan, sehingga makin luas jangkauaannya.
“Sekarang mereka (PDAM Intan Banjar) punya deposito Rp70 Miliar lebih, lalu kenapa ngak itu aja dulu dipakai separo,” pungkas politisi paling vokal di DPRD Banjar ini.