Calon Bupati (Cabup) Banjar H Rusli tidak berkampanye di hari terakhir tahapan, tetapi hadiri undangan dan tantangan warga desa untuk gotong royong perbaiki rumah korban angin puting beliung, Sabtu (5/12/2020).
Hari ini, Sabtu (5/12/2020) adalah hari terakhir tahapan kampanye pilkada serentak 2020, dan besok sudah memasuki masa tenang. Uniknya, Calon Bupati Banjar Nomor Urut 3 H Rusli yang berpasangan dengan KH Muhammad Fadhlan Asy’ari (Guru Fadhlan) justru tidak berkampanye.
Cabup Banjar yang merupakan mantan Ketua DPRD Banjar 2 periode ini lebih memilih undangan dan sekaligus tantangan warga RT 02 Desa Penggalaman yang mengajaknya gotong royong. Tidak tanggung tanggung H Rusli diajak secara bersama-sama memperbaiki salah satu rumah milik korban musibah angin puting beliung.
“Alhamdulillah saya punya waktu untuk berkumpul masyarakat dan bisa ikut bergotong royong memperbaiki rumah korban angin puting beliung,” jelasnya, Sabtu (5/12/2020) pagi.
Cabup Banjar ini menegaskan, ia tidak berkampanye, walaupun masih dalam tahapannya, tetapi ia menerima undangan untuk gotong royong dan sekaligus silaturahmi dengan masyarakat. Sikap warga desa yang masih memelihara gotong royong, kata H Rusli sangat luarbiasa dan sangat jarang ditemui di perkotaan.
Sikap gotong royong yang dilaksanakan warga desa dalam hidup bermasyarakat, ujar Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Banjar ini perlu dipertahankan atau lestarikan. Sebab, menurutnya itu gambaran nyata kearifan lokal dan sejatinya umat muslim.
“Tadi para laki-laki bergotong royong membantu perbaiki rumah korban musibah angin puting beliung. Sedangkan para ibu atau perempuannya gotong royong menyiapkan makanan dan minuman, inilah yang luarbiasa kebersamaan warga desa,” tegas Cabup Banjar H Rusli.
Kemudian, Rahman (38) salah satu warga yang ikut bergotong royong mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada H Rusli yang telah bersedia menghadiri undangan gotong royong memperbaiki rumah korban puting beliung.
“Pak Haji Rusli ternyata benar seperti yang dikabarkan, yakni dermawan dan tidak merakyat, sebab cepat akrab dan membaur dari siapa saja. Mungkin karena H Rusli biasa jadi rakyat kecil dan pernah menjadi Pambakal,” pungkasnya.