MARTAPURA – Karhutla yang terjadi di Kabupaten Banjar mengakibatkan polusi udara berupa kabut asap dan meningkatkan penderita ISPA, bahkan hingga Bulan Juli tercatat 22.549 kasus, Rabu (23/8/2023).
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di beberapa wilayah Kabupaten Banjar, membuat polusi udara dan makin memburuk. Hal tersebut berdampak bagi masyarakat yang mengakibatkan penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) terus meningkat.
Berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, kasus ISPA saat ini terus mengalami peningkatan sejak memasuki musim kemarau dan seringnya terjadi kabut asap dari Karhutla.
Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, Seger. Menurutnya polusi udara dan kabut asap sangat berdampak terhadap meningkatnya kasus penderita ISPA di Kabupaten Banjar.
“Kabut asap dari Karhutla dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada saluran pernafasan sehingga dapat terjadi ISPA (Batuk pilek. Bulan Juni ke Juli 2023 terjadi peningkatan kasus ISPA di Kabupaten Banjar sebanyak 1459 kasus (Data laporan Puskesmas – red),” tegasnya, Rabu (24/8/2023).
Ia menyebutkan, per tahun 2023 ini sejak Januari hingga Juli sudah terdata kasus ISPA di Kabupaten Banjar totalnya mencapai 22.549 kasus.
Penyebab ISPA, beber Seger, tidak mutlak akibat adanya kabut asap dari Karhutla, karena ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya seperti virus influensa.
“Saya mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Banjar. Kurangi aktivitas diluar rumah kalah ada kabut asap. Selalu gunakan masker kalau beraktivitas diluar. Tingkatkan makanan bergizi, terutama pada kelompok berisiko seperti Balita dan Lansia,” tutupnya.
Berikut data dari Dinas Kesetanan Kabupaten Banjar,
penyakit ISPA pada Bulan Januari sampai bulan Juli tahun 2023, Bulan Januari 3.256, Februari : 3.256, Maret : 3.009,April : 2.890, Mei : 3.099, Juni : 2.790, dan Bulan Juli : 4.249 kasus ISPA.