MARTAPURA – Aktivis nilai pelayanan ibu melahirkan di RSUD Ratu Zalecha Martapura tidak manusia, sebab mereka menginap di emperan dan gazebo, bukan diruangan yang layak, Minggu (14/8/2022).
Aktivis Kalsel yang juga warga Kabupaten Banjar mengaku sangat prihatin atas pelayanan terhadap ibu bersalin (melahirkan) di RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Bahauddin, aktivis asal Kota Martapura mengaku, ia menerima pengaduan masyarakat yang kebetulan keluarganya sendiri, yakni Aulia Rahmah. Dari Aulia Rahmah ia menerima informasi, bahwa ia disuruh pulang pada malam, karena sudah dia dan bayinya sudah sehat.
Padahal ungkap Bahauddin, keluarganya itu baru beberapa hari selesai melahirkan melalui operasi. Karena, malam hari dan terpaksa harus pulang, maka terjadi kesulitan, sebab harus menempuh perjalanan cukup jauh dan hanya punya sepeda motor ke Kecamatan Karang Intan.
“Saya nilai tidak manusiawi menyuruh ibu dan anak pulang pada malam hari dari rumah sakit, walaupun dianggap sudah sehat. Mestinya kalau menyuruh atau membolehkan pulang itu pada siang hari,” jelasnya, Minggu (14/8/2022).
Hal lain beber aktivis asal Kabupaten Banjar ini yang ia pantau langsung, yakni ibu yang baru melahirkan hanya tidur di emperan dan juga gazebo RSUD Ratu Zalecha Martapura. Hal itu juga terlihat sangat memprihatinkan, padahal ruang perawatan masih banyak yang kosong.
“Saya melihatnya langsung dan merasa prihatin, coba bayangkan ibu yang baru melahirkan, bahkan pasca operasi tidurnya di emperan rumah sakit dan gazebo yang terbuka. Ini terjadi di RSUD Ratu Zalecha Martapura milik Pemkab Banjar, lalu mana kepedulian Bupati dan para wakil rakyat, kalau ini berlanjut tanpa ada perbaikan pelayanan,” tegas Bahauddin.
Hal senada juga disampaikan aktivis Kalsel, Aliansyah yang menyatakan penyesalannya atas pelayanan RSUD Ratu Zalecha Martapura.
“Nanti kami akan melakukan unjuk rasa di Kantor Bupati Banjar dan juga DPRD Banjar. Kami akan menuntut Bupati Banjar dan para anggota DPRD Banjar yang katanya wakil rakyat untuk segera melakukan perbaikan pelayanan kesehatan, khususnya di RSUD Ratu Zalecha Martapura,” ujar Aliansyah.
Terpisah, Direktur RSUD Ratu Zalecha Martapura dr Tofik Norman Hidayat saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa dalam aturan rumah sakit, pasien diperbolehkan pulang kalau sudah sehat. Sedangkan waktu diizinkan pulang itu pada siang hari, maksimal pukul 17.00 Wita.
“Saya kira terjadi miskomunikasi antara pasien dan petugas yang memperbolehkan pasien pada malam hari. Sebab, pasien diperbolehkan pulang pada siang hari dan maksimal pada Pukul 5 sore,” ungkapnya.
Terkait dengan adanya sejumlah ibu yang telah melahirkan dan tidak ditempatkan di ruangan, beber Tofik, karena ibu yang telah melahirkan dinyatakan sehat. Sedangkan pelayan terhadap anak yang baru dilahirkan masih perlu perawatan dan tetap ditempatkan dalam ruangan.
“Ibu yang telah melahirkan kalau dinyatakan sudah sehat, maka tidak ditempatkan di ruangan lagi. Jadi fungsi ibu hanyalah untuk memberikan air susu ibu (ASI) kepada anak yang masih ada di ruang perawatan atau inkubator,” terangnya.
Adanya ibu yang baru melahirkan diluar ruangan atau gazebo, kata Direktur RSUD Ratu Zalecha Martapura ini, karena rumah sakitnya tidak punya rumah singgah.
” RSUD Ratu Zalecha Martapura tidak punya rumah singgah untuk menampung para ibu yang melahirkan. Kami sudah usulkan ke Dinas Kesehatan untuk dibangunkan rumah singgah tersebut, namun belum ada tindaklanjutnya, sehingga gazebo itulah yang digunakan para pasien,” pungkas dr Tofik Norman Hidayat.