KBK.NEWS JAKARTA – Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk mengintensifkan perundingan tarif timbal balik perdagangan dalam tiga minggu ke depan, Kamis (11/7/2025). 

Kesepakatan ini dicapai menyusul pertemuan penting antara delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Sekretaris Perdagangan AS Howard Lutnick dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer pada Rabu (9/7/2025).

Pertemuan tersebut menjadi langkah signifikan dalam upaya memperkuat kerja sama perdagangan kedua negara. Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang diterima oleh Pemerintah AS untuk membahas kelanjutan kesepakatan tarif, setelah pengumuman Presiden AS Donald Trump pada 7 Juli 2025. Hal ini menunjukkan kuatnya komitmen kedua negara untuk menjaga stabilitas hubungan dagang.

Dalam pertemuan itu, Menko Airlangga menyampaikan apresiasi atas proses negosiasi yang konstruktif selama ini. Perundingan mencakup isu-isu tarif, hambatan non-tarif, ekonomi digital, keamanan ekonomi, serta kerja sama komersial dan investasi.

“Kami telah memiliki pemahaman yang sama dengan AS terkait progres perundingan. Ke depan, kami akan terus berupaya menuntaskan negosiasi ini dengan prinsip saling menguntungkan,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima Kamis (10/7/2025).

BACA JUGA :  Kuasai Persenjataan AS, Taliban Menjadi Super Power

Airlangga juga menegaskan pentingnya memperkuat hubungan komersial Indonesia dan AS yang selama ini sudah terjalin baik. Sebagai contoh, minggu lalu, perusahaan-perusahaan Indonesia di bidang pertanian dan energi telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan perusahaan-perusahaan AS untuk pembelian produk unggulan AS dan peningkatan investasi.

Selain itu, kedua negara melihat potensi besar untuk memperluas kerja sama di sektor strategis seperti mineral kritis. Menko Airlangga mengungkapkan, “AS menunjukkan ketertarikan yang kuat untuk memperkuat kemitraan di bidang mineral kritis. Indonesia memiliki cadangan besar nikel, tembaga, dan kobalt, dan kami perlu mengoptimalkan potensi kerja sama pengolahan mineral kritis tersebut.”

Indonesia berkomitmen melanjutkan negosiasi dengan itikad baik, demi memastikan kerja sama yang terjalin mampu memberikan manfaat nyata dan saling menguntungkan bagi kedua negara.

 

Sumber : infopublik.id