KBK.News, MARTAPURA – Di usianya yang baru 14 tahun, Fitri, seorang siswi kelas 7 di SMPN 1 Sungai Tabuk, harus menjalani hidup sendiri tanpa orang tua di rumahnya yang bertempat di RT 03 Desa Sungai Tabuk Keramat, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalsel.
Sejak sang datu (red: buyut) meninggal dunia pada dua tahun lalu, ia tak tahu di mana ayah dan ibunya berada.
Meski masih duduk di bangku sekolah, Fitri harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Uang sakunya ia peroleh dari pekerjaan kecil, seperti menerima upah membeli sambal, yang kadang hanya diberi Rp 7 ribu.
Kisahnya semakin pilu saat bulan Ramadan. Fitri terbiasa berbuka puasa dan sahur sendirian di rumahnya.
“Saya sendiri saja kalau makan, tapi saya meminta makanan ke nenek (tetangga),” ujar Fitri kepada KBK.News,
Untuk kebutuhan listrik, Fitri menumpang dari rumah tetangga. Setiap hari, ia berjalan kaki ke sekolah karena rumahnya masih tergolong dekat.
Tetangga: Fitri Anak yang Rajin dan Baik
Midah, salah satu tetangga Fitri, mengaku iba melihat kondisi gadis itu yang harus bertahan hidup seorang diri.

“Fitri anak yang baik dan rajin. Dia juga nurut kalau diberi nasihat,” kata Midah.
Meski tidak bisa selalu membantu, Midah selalu berusaha memberikan bantuan.
“Kalau sahur atau buka, biasanya dia datang ke tempat saya. Alhamdulillah, dia anak baik,” tambahnya.
Kondisi Rumah Memprihatinkan
Berdasarkan pantauan KBK News, kondisi rumah Fitri sangat memprihatinkan. Dinding rumah yang terbuat dari kasiboard mulai retak, langit-langit dipenuhi sarang laba-laba, teras rumah berlubang, dan penerangan di malam hari yang seadanya.
Untuk kedepan, Fitri mengaku dirinya tidak tau apa yang dibutuhkan nya, namun ia menyampaikan terima kasih apabila ada orang yang ingin membantunya.
“Kedepan saya tidak tahu mau apa, tapi kalau dibantu, alhamdulillah,” pungkas Fitri.