MARTAPURA – Dampak bencana banjir di Kabupaten Banjar sejumlah jembatan terancam rusak akibat banyaknya aneka sampah yang hanyut menumpuk di tiang – tiang jembatan, Rabu (12/1/2022).
Bencana banjir dan meluapnya sungai menghanyutkan aneka sampah serta material. Ada yang berupa batang bambu, batang kayu, ranting dan lainnya yang akhirnya sangkut di tiang-Liang jembatan.
Hal tersebut mengakibatkan terjangan air menjadi lebih besar terhadap jembatan, bahkan terancam rusak dan roboh. Dari beberapa jembatan yang terdampak dari kejadiannya ini, yakni jembatan yang terbuat dari kayu Ulin di Desa Pingaran Ilir, Kecamatan Astambul.
Akibat terjangan air disertai tumpukan sampah tersebut, jembatan yang menghubungi RT 03 dan 07 ini kondisinya makin memprihatinkan dan miring.
Menurut Masfiah warga RT 07 Desa Pingaran Ilir, warga di desanya sangat khawatir jembatan runtuh karena terbawa arus air yang deras.
“Jembatan ini sudah dibangun sekitar 20 tahun, kini kondisinya sudah miring dan nampak lapuk. Kondisi ini membuat saya dan warga khawatir dan takut jika ambruk. Apalagi jembatan sebagai akses satu-satunya yang kerap dilintasi anak-anak yang bersekolah di RT seberang,” ujarnya Rabu (12/1/2022).
Untuk mengatasi banyaknya material dan sampah yang sangkut di jembatan ini petugas dari Dinas PUPR Kabupaten Banjar berupaya membersihkannya. Terpantau Koordinator lapangan dari Bidang Sumber Daya Air (SDA) PUPR Kabupaten Banjar, Idim melakukan pembersihan tumpukan meterial dan sampah tersebut.
“Pembersihan penumpukkan material ini kemungkinan tidak akan selesai dalam satu hari. Pembersihan ini sudah kami lakukan sejak pukul 08.00 Wita pagi, dengan menerjunkan 15 orang petugas dengan perlengkapannya,” jelas Idim.
Terpisah, Pembakal Desa Pingaran Ilir, Ahmad Zaini membenarkan kondisi jembatan di desanya tersebut. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, jembatan ini ditutup sementara.
“Sebenarnya kejadian ini sudah terjadi sejak awal banjir kemarin, dan tadi malam tumpukan semakin banyak, sehingga ditutup sementara waktu, karena saat malam hari sangat berbahaya. Setelah siangnya baru kami buka kembali dengan membatasi barang bawaan roda dua,” ucapnya.
Pemerintah Desa, ungkap Zaini, sudah mengusulkan perbaikan jembatan yang terbuat dari kayu ulin ini ke Pemkab Banjar sejak Tahun 2016.
“Namun untuk jadwal kapan realisasinya kami tidak tahu pasti. Akan tetapi, sekitar sebulan lalu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Banjar sudah meninjau langsung ke lokasi, dan kabarnya akan dibangunkan jembatan gantung tak jauh dari lokasi jembatan Ulin, Saya harap Pembangunan jembatan baru ini akan segera terealisasi,” jelasnya.
Selanjutnya, Camat Astambul Ahmad Fauzi mengaku bersyukur, karenanya Pemkab Banjar melalui dinas terkait sudah memberikan tanggapan dan telah melakukan peninjauan.
“Semoga rencana pembangunan jembatan baru di desa tersebut bisa dapat segera terealisasi. Karena akses tersebut juga kerap dilintasi anak-anak untuk bersekolah,” pungkasnya.