BANJARMASIN – Seorang kakek yang menjadi yang menjadi tabrakan mengeluhkan oknum polisi yang bertugas di Polda Kalsel tidak bertanggungjawab sesuai dengan perjanjian, Senin (24/7/2023).
Sungguh miris dan memprihatinkan nasib yang menimpa Rudi (58 tahun), dia hanya bisa berbaring di kasur tipis menahan sakit, setelah mengalami patah kaki akibat ditabrak sopir ugal-ugalan yang dikendarai oleh oknum polisi berinisial AN. Pelaku nerinisla AN yang bertugas di Sabhara Polda Kalsel.
Rudi menceritakan, pada Minggu 4 Juni 2023 dia mengendarai motor dari rumahnya di Jalan Kelayan A, Gang Batur, Rt 2, No 17 menuju Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), merasa lelah dia beristirahat di pinggir jalan, Kecamatan Margasari.
Dari kejauhan dia melihat dua mobil yang melaju kencang ugal-ugalan, setelah dekat mobil nopol KH 1079 AW yang dikendarai oknum polisi Polda Kalsel itu berusaha membalap mobil di depannya.
“Saya merasa aman karena duduk disisi kiri diluar badan jalan dan mobil AN mengambil jalur kanan karena berusaha membalap mobil di depannya, ternyata dari arah berlawanan ada mobil lain dan AN membanting setir ke kiri lalu menabrak saya hingga kaki kanan patah dan motor rusak berat,” katanya, senin (24/7/2023).
Rudi kemudian dilarikan ke puskesmas Beringin, Kecamatan Candi Laras, Kabupaten Tapin, AN memang sempat menawarkan agar dibawa ke rumah sakit dan rudi tidak mau, dia meminta dibawa ke ahli patah tulang di Kandangan saja dan diurus secara kekeluargaan, lalu dibuatlah surat perjanjian.
Dalam surat perjanjian pihak AN bersedia memperbaiki motor rudi yang rusak berat dan menanggung semua biaya berobat, ketika itu rudi diberi uang Rp 3 juta, setelah 3 hari dia kembali diberi untuk pulang ke rumahnya di Kelayan sebesar Rp 2 juta.
Dalam surat perjanjian itu juga disebutkan, AN akan memberikan dana tambahan untuk berobat sampai rudi sembuh, namun setelah beberapa hari kejadian hp AN tidak aktif lagi.
Yuni, anak Rudi sempat datang ke Polda Kalsel mencari AN namun tidak ketemu, dia berusaha mencari informasi kepada sanak saudara dan akhirnya AN bisa dihubungi.
Belakangan Yuni di telpon orang yang mengaku keluarga AN dari Jakarta yang meminta agar Yuni jangan lagi menghubungi AN, kemudian dia disuruh ke polsek untuk membuat perjanjian baru.
“Gak usah dipermasalahkan lagi, posisi AN lagi kerja, jangan menghubungi AN dan jangan menghubungi siapa-siapa lagi, kan sudah dibantu, mau diapain lagi, mau digantung,” ucap Yuni menirukan omongan penelpon.
Yuni kemudian menanyakan perjanjian apa, penelpon menjawab perjanjian baru bahwa sudah di bantu dan sudah clear, “Sampean sebagai perwakilan keluarga nanti kami undang ke Polsek Margasari, membikin perjanjian baru, nanti AN yang datang, saya tidak bisa datang karena di Jakarta,” tegasnya.
Permintaan penelpon jelas ditolak keluarga, lanjutnya. Bapak sekarang masih terbaring sakit, “Sudah satu bulan lebih kejadian, bapak tidak bisa kerja, kami kebingungan karena bapak tulang punggung keluarga,” ucap ibu dua anak dengan nada lirih.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Mochamad saat dikonfirmasi mempersilakan agar kejadian ini disampaikan ke bagian Propam.
“Kalau memang belum ada penyelesaian langsung ke Bid Propam,” ucapnya singkat.