TIMIKA – Kalahkan Bali, Tim Basket Putri Jawa Timur (Jatim) akhirnya membawa pulang medali emas untuk Cabor Basket 5×5 pada ajang PON Papua Tahun 2021, Sabtu (9/10/2021).
Kemenangan para atlit basket kota pahlawan ini diraih setelah menang melawan basket putri Bali di babak final basket putri 5X5 di GOR Mimika Sport Complex (MSC), Sabtu (9/10).
Dari hasil pertandingan babak final ini juga, tim basket putri Bali harus puas membawa pulang medali perak dan tim basket DKI Jakarta mendapat medali perunggu setelah mengalahkan Sulsel.
Kemenangan tim basket putri Jatim adalah moment yang luar biasa karena terakhir membawa pulang medali emas di ajang PON pada tahun 1996 lalu.
Pelatih Jatim, Lena mengakui jika pada babak final mental anak-anak asuhnya sangat kuat. Dengan keyakinan, timnya bisa meraih bintang di lapangan basket dan mempersembahkan medali emas untuk kota pahlawan.
“Di final ini anak-anak mainnya mental saja, mental kuat maka dapat juara. Mental anak-anak bagus. Kita terakhir dapat emas di PON tahun 1996. Maka, kali ini kita akan tetap buktikan ke Jatim, ini dapat emas,” ujar Lena bahagia.
Kurun waktu dua tahun, timnya benar-benar berlatih dan tekun sehingga bisa memberikan yang terbaik di ajang pesta olahraga terbesar skala nasional ini.
Dari ajang PON XX ini, Lena juga takjub dengan permainan dari tim-tim luar pula Jawa yang diakuinya bermain cukup bagus. Ini kata dia menandakan olahraga basket dengan pembinaannya di daerah-daerah luar pula Jawa telah berjalan baik.
Selanjutnya, untuk pertandingan yang dilakukan di Klaster Timika sendiri, ungkap Lena, panitia PB PON bekerja sangat maksimal. Di tengah pandemi covid-19 yang juga belum usai, panitia dan segenap unsur terkait sudah menyelenggarakan PON khususnya pada pertandingan basket dengan baik.
“Panitia oke, persiapan di tengah pandemi seperti ini,” ungkapnya.
Senada dengan hal itu, pemain Jatim nomor 13 yang juga kapten tim, Christine Aldora Thundawan mengaku sangat excited dengan hasil pertandingan basket 5×5 yang sudah diikutinya.
Meraih medali emas, sebut Christine, bukan hal mudah. Butuh pengorbanan, dari meninggalkan keluarga, menunda kuliah dan keluar dari pekerjaan dilakukan para pemain agar bisa fokus untuk berlatih.
Selama satu tahun, mereka berlatih sangat keras. Pengorbanan dan jerih payah ini kata dia tidak sia-sia. Dengan dukungan penuh keluarga, pelatih, kawan-kawan se tim, masyarakat Jatim, maka medali emas berhasil mereka dapatkan.
“Kita excited, kita sudah latihan satu tahun. banyak pengorbanan yang sudah kita lakukan, kita tidak sia-sia mengorbankan itu semua, kita main habis-habisan, all out, syukur kita menang,” jelasnya.
Sementara pelatih Bali, Muflih Farhan mengakui kekalahan timnya melawan Jatim.
Walaupun di awal permainan anak-anak bermain all out, namun semangat itu kendor di quarter selanjutnya. Tidak berhasil membawa pulang medali emas, namun ia akui anak-anak sudah bermain sangat bagus.
Pengorbanan mereka sebutnya sudah sangat luar biasa, bukan lagi 100 persen namun anak-anak sudah bermain sampai 200 persen.
Tidak bawa pulang medali emas, kata Muflih, ini tetap menjadi sejarah baru bagi basket putri Bali. Hal ini disebabkan karena mereka baru ke dua kalinya mengikuti ajang PON. Setelah di tahun 2016, tahun ini timnya pertama kali masuk sampai babak final. Ini adalah prestasi yang paling baik.
“Sepanjang kami ikut basket di ajang PON , kali ini baru masuk final, ini yang terbaik, ini untuk saya paling baik. Untuk putri ini baru lolos semi final sampai final, tahun 2016 baru pertama kali ikut PON, main dengan kondisi begini (pandemi) dan bisa masuk final dan bawa medali itu sudah sangat baik,” ungkapnya.
Dari ajang PON ini sendiri, ia akan jadikan pelajaran berharga untuk pembinaan atlit basket di Bali. Mereka yang sudah dibina sejak usia 12 tahun akan terus dipersiapkan untuk menjadi atlit profesional bukan saja di ajang nasional namun juga internasional.
Ungkapan syukur karena bisa masuk babak final dan meraih medali perak juga diungkapkan kapten tim yang juga pemain nomor, Dewa Ayu Kusuma.
Menurutnya, permainan yang ditunjukkan oleh timnya ini sudah yang paling baik. Mengaku bermain kurang konsisten sehingga tertinggal point dan kalah dari Jatim, namun Ayu tetap bersyukur bisa berada di fase terbaik dalam sejarah basket putri Bali.
Untuk itu, ia mengucapkan terima kasih kepada orang tua, pelatih, timnya dan masyarakat Bali yang sudah mendukung penuh timnya hingga bermain sangat baik di PON XX.
“Kami sudah memberikan yang terbaik, walaupun memang kurang konsisten dan susah kontrol game. Terima kasih sudah mendukung kami, orang tua dan masyarakat Bali,” ujarnya. (Sitha/Stefanus Ambing/Marcel)
Sumber : Humas PB PON XX Papua