KBK.News, MARTAPURA – Tahun 2025 menjadi periode penuh dinamika bagi Kalimantan Selatan.

Berbagai peristiwa penting mewarnai perjalanan daerah ini, mulai dari pembangunan infrastruktur perkotaan hingga tragedi kemanusiaan yang mengguncang rasa keadilan publik, terutama di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin.

Di sektor pembangunan, perhatian publik tertuju pada proyek revitalisasi kawasan Jalan dan Sungai Veteran di Kota Banjarmasin.

Proyek ini digagas sebagai bagian dari penataan kota dan pengendalian banjir, sekaligus memperbaiki wajah kawasan pusat kota.

Namun sepanjang pelaksanaannya, revitalisasi Veteran juga menuai beragam respons, termasuk keluhan warga terdampak, kemacetan, hingga polemik sosial yang menjadi bahan pemberitaan sepanjang tahun.

Sementara itu, Kabupaten Banjar menjalani tahun 2025 dengan berbagai agenda pembangunan dan pelayanan publik.

Pemerintah daerah terus mendorong peningkatan infrastruktur, pelayanan kesehatan, pendidikan, serta penguatan ekonomi masyarakat.

Namun, geliat pembangunan tersebut dibayangi oleh peristiwa hukum yang meninggalkan luka mendalam.

KBK.News mencatat, dua kasus pembunuhan,  seorang jurnalis wanita dan seorang mahasiswi menjadi peristiwa paling menyita perhatian publik sepanjang 2025.

Kasus pertama adalah pembunuhan Juwita, seorang jurnalis wanita muda , yang pelakunya merupakan oknum TNI AL.

Kasus ini mengguncang masyarakat Kalimantan Selatan dan memicu keprihatinan luas, terutama karena melibatkan aparat negara.

Proses hukum terhadap pelaku menjadi sorotan tajam publik, rekan rekan jurnalis almarhumah dan pemerhati HAM, yang menuntut penegakan hukum secara transparan dan adil.

BACA JUGA :  Dalami Kasus Dugaan Korupsi, KPK Panggil Mantan Ajudan Bupati HSU Abdul Latif

Tak lama berselang, menjelang akhir tahun kasus pembunuhan terhadap mahasiswi menjadi kisah yang mencuat ke publik.

Dan pelakunya kembali adalah oknum aparat, kali ni dari anggota kepolisian.

Peristiwa ini semakin mempertegas kekhawatiran masyarakat terhadap keselamatan perempuan dan lemahnya perlindungan sosial, sekaligus menambah daftar panjang kasus kekerasan yang melibatkan aparat.

Selain dua kasus pembunuhan tersebut, sepanjang 2025 aparat penegak hukum di Kalimantan Selatan juga menangani berbagai perkara kriminal lain, mulai dari narkotika, kekerasan, hingga kasus korupsi yang sebagian berujung di meja hijau.

Beberapa sidang perkara besar bahkan sempat diwarnai ketegangan dan reaksi emosional dari keluarga korban maupun masyarakat.

Kaleidoskop 2025 menunjukkan kontras tajam antara pembangunan fisik dan realitas sosial.

Di satu sisi, proyek-proyek infrastruktur terus berjalan; di sisi lain, tragedi kemanusiaan dan persoalan hukum menjadi pengingat bahwa pembangunan tidak boleh mengabaikan rasa aman, keadilan, dan perlindungan terhadap warga.

Menjelang akhir tahun, rangkaian peristiwa tersebut menjadi refleksi bersama bagi Kalimantan Selatan—bahwa kemajuan daerah harus berjalan seiring dengan penegakan hukum yang tegas, perlindungan terhadap perempuan dan generasi muda, serta kehadiran negara yang benar-benar melindungi warganya.