KBK.NEWS BANJARBARU  – Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Dinas Pendidikan meminta pihak SD Sanjaya melindungi para siswanya dari tindakan bullying seperti yang diduga telah dialami salah seorang siswa, Senin (29/9/2025).

Kasus dugaan bullying yang dialami salah seorang siswa di SD Sanjaya Banjarbaru telah menjadi sorotan di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Kasus ini mencuat setelah Ibu dari siswa yang anaknya menjadi korban bullying tidak terima dan berupaya mencari keadilan dan solusi terbaik agar tidak ada lagi korban bullying di SD Sanjaya.

Setelah mengetahui telah terjadinya dugaan tindakan bullying di SD Sanjaya tersebut Pemko Banjarbaru melalui Pj Sekda Banjarbaru, Sirajoni, mengaku sangat prihatin dan perlunya perlindungan terhadap anak dari kekerasan fisik maupun verbal. Untuk itu Pemko Banjarbaru meminta agar Dinas Pendidikan mengusut tuntas agar kasus bullying terhadap anak tidak terjadi lagi.

“Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak Dinas pendidikan untuk menyelesaikan masalah (dugaan bullying – red) ini. Jangan sampai masalah ini menjadi lebih besar baru diambil tindakan, karena itu kasus ini menjadi perhatian kami selaku pemerintah,” tegasnya Pj Sekda Banjarbaru, Sirajoni, Senin (29/10/2025).

BACA JUGA :  Pemkot Banjarbaru Robohkan Paksa 32 Bangunan

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Dedy Sutoyo, mengakui adanya laporan dugaan terjadinya bullying di SD Sanjaya tersebut. Namun, menurutnya  sudah pihaknya tangani dengan berkoordinasi dengan Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan Kota Banjarbaru.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Dedy Sutoyo (foto istimewa).

“Kami dari Dinas Pendidikan pada intinya mengharapkan agar masalah ini diselesaikan secara langsung oleh pihak sekolah dengan orang tua korban,” ujar Dedy.

Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, beber Dedy, telah meminta agar pihak sekolah (SD Sanjaya) untuk memperbaiki pengawasan terhadap para siswanya agar tidak ada lagi siswa yang menjadi korban kekerasan dan bullying.

“Sebenarnya kalau saya lihat para pengawas sekolah sudah bekerja dengan baik, tinggal ketegasan dan kecepatan mereka untuk mengantisipasinya. Jangan sampai setelah ribut dan ramai baru ada tindakan dari pihak sekolah,” Dedy Sutoyo.