Melambungnya harga kacang kedelai impor bahan baku pembuatan tahu dan tempe yang membuat sebagian besar pengrajinnya kesulitan , dapat diatasi dengan kebijakan pemerintah
Sejumlah komoditi impor mengalami kenaikan yang cukup signifikan menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Komoditi impor seperti kacang kedelai tidak luput dari kenaikan tersebut sehingga para pengusaha atau pengrajin tahu dan tempe di indonesia mengalami kesulitan. Terkait persoalan tersebut dosen pasca sarjana universitas Pancasetia Banjarmasin Doktor Nurus Sjamsi SE MM kepada rri mengatakan persoalan tersebut perlu mendapat perhatian dan diatasi pemerintah. Menurutnya langkah yang diambil menko perekonomian hatta radjasa yang akan memberikan subsidi terhadap kacang kedelai impor sudah benar untuk membantu pengrajin tahu dan tempe. Namun ia menambahkan jika hal tersebut hanya untuk jangka pendek saja dan untuk jangka panjangnya pemerintah harus mempunyai kebijakan memberikan insentif terhadap para petani kedelai didalam negeri sehingga 60 sampai 70 persen kedelai hasil produksi pertanian didalam negeri.
Sementara itu Pakar kedelai dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Munif Ghulamahdi, dalam dialog bersama Pro 3 RRI beberapa waktu lalu mengatakan secara kualitas, kedelai Indonesia lebih bagus ketimbang impor.
Menurutnya petani akan bersemangat untuk memproduksi kacang kedelai apabila pemerintah berani membayar dengan harga layak . Ditambahkan ghulamahdi Pada penelitian yang dilakukan oleh institusinya dilahan rawa dengan metode budi daya jenuh air, dapat menghasilkan kedelai 4,5 ton/per hektar, padahal secara nasional saja hanya mampu menghasilkan 1, 3 ton/hektar