Setiap hari terlihat antrian mobil angkutan pedesaan di terminal Balauran Martapura makin banyak, namun penumpang semakin menurun dan menjadi keluhan sebagian sopir. Hal ini sudah berlangsung dalam 5 tahun terakhir.
Kondisi sepinya angkutan di Terminal Balauran Martapura ini menurut sebagian para sopir diperparah dengan adanya terminal liar yang mengangkut penumpang tidak dari dalam terminal atau diluar antrian. Hal ini diungkapkan Fadli salah seorang sopir angkutan pedesaan yang merasakan dampak dari sepinya penumpang.
“Kami kalau antri di terminal ini ,biasanya empat hari sekali baru sampai diantrian nomor satu dan mengangkut penumpang,” ujarnya (13/04/2018).
Kemudian menurut Fadli yang menambah sepi angkutan penumpang pedesaan di terminal Balauran Martapura, yakni sebagian para sopir mengangkut dan mencari penumpang diluar dari terminal.
“Nah ini juga jadi salahsatu penyebab sepinya angkutan penumpang, bahkan parahnya ada angkutan dengan flat hitam atau pribadi,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banjar H.Muhammad Aidil Basith mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan penertiban dan bahkan ada sopir angkutan pedesaan yang kedapatan memuat penumpang diluar terminal mendapat peringatan. Namun, pihaknya punya jumlah personil yang terbatas dan tidak bisa setiap saat menggelar operasi penertiban.
“Kalau kami menggelar operasi penertiban, kami harus bekerjasama dengan pihak kepolisian agar dapat menindak sopir yang tidak tertib,” jelasnya.
Kemudian Aidil Basith juga mengungkapkan, mestinya para sopir angkutan pedesaan bersatu dan tidak ada yang beroperasi diluar terminal.
“Seharusnya para sopir angkut bersatu dan kompak agar angkutan di terminal tetap ramai,” ujar Aidil Basith.
Editor :
Penulis :