Site icon Kantor Berita Kalimantan

Ketua DPRD Banjar Sebut Kabupaten Banjar Bukan Serambi Mekkah Lagi, Namun Serambi Festival

Ketua DPRC Banjar H Muhammad Rofiqi saat wawancara dengan awak media. (Foto : Rizal)

MARTAPURA – Ketua DPRD Kabupaten Banjar H Muhammad Rofiqi sebut Kabupaten Banjar saat ini cocok dengan sebutan Kota Serambi Festival, bukan Serambi Mekkah, Selasa (31/10/2023).

Hal tersebut disampaikan Rofiqi bukan tanpa alasan, dalam beberapa waktu terakhir, Pemkab Banjar selalu mengadakan kegiatan expo dan festival dengan dalih untuk meningkatkan ekonomi pelaku UMKM di Kabupaten Banjar.

Terlebih, Pemkab Banjar rencananya akan kembali menggelar Festival Cinta Kabupaten Banjar 2023, yang rencananya akan dibuka langsung oleh Bupati Banjar H Saidi Mansyur hari ini, Selasa (31/10/2023) sore.

“Jadi memang kalau di Kabupaten Banjar ini ada festival begini terus, kita ganti saja Serambi Mekkah menjadi Serambi Festival. Itu adalah cara paling gampang Pemkab untuk menghabiskan duit dan cara paling gampang untuk mencari duit bagi penyelengara,” ujar Ketua DPRD Banjar.

Rofiqi mengaku dirinya kembali tidak mendapatkan undangan dalam kegiatan Pemkab, termasuk kegiatan Festival Cinta Kabupaten Banjar 2023.

“Jadi sekarang di Kabupaten Banjar ini orang yang kritis, pikiran nya agak rasional sedikit, maka kalau ada acara apapun, saya rasa anda tidak akan diundang,” beber Rofiqi.

Dirinya mempertanyakan mengapa langkah Pemkab Banjar untuk meningkatkan ekonomi daerah dalam bentuk expo dan festival. Hal tersebut dikarenakan penghasilan dari kegiatan tidak bisa dirasakan oleh masyarakat umum.

“Ekonomi itu butuhnya akselerasi dan ide kreatif. Jadi misalkan Pasar Bauntung Batuah yang saat ini sepi karna kondisinya tidak nyaman, Itu harus dibuat lebih modern lagi agar orang belanja nya nyaman, misalkan dipasangkan AC, ditata kebersihannya, parkir gratis, nah itu baru namanya inovasi,” paparnya.

Saat disinggung kegiatan festival dan expo oleh Pemkab Banjar dapat meningkatkan ekonomi daerah, Rofiqi pun menyampaikan masyarakat harus sadar bahwa kegiatan tersebut tidak bisa dirasakan dampak positifnya oleh masyarakat umum.

“Penghasilan yang melaksanakan acara yang tinggi, karena setahu saya stand itu berbayar. Itu kan berarti yang melaksanakan mendapatkan penghasilan tinggi bukan masyarakat umum. Ini seperti kehabisan ide kreatif untuk menaikan ekonomi Kabupaten Banjar,” tutup politisi muda Gerindra ini.

Exit mobile version