KBK.News, MARTAPURA – Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Banjar, Hj Anna Rusiana, dengan tegas menyayangkan kondisi fasilitas kesehatan di Kecamatan Aluh-Aluh yang kian memprihatinkan. Setelah bangunan rawat inap Puskesmas Aluh-Aluh nyaris ambruk, rencana pemindahan layanan ke aula kecamatan yang lama justru menuai kritik.

“Menurut kami, aula itu tidak layak dijadikan ruang rawat inap. Pasien itu sedang sakit, mereka seharusnya mendapat ruangan yang nyaman dan fasilitas yang memadai, bukan bangunan tua yang nyaris tenggelam saat rob,” tegas Anna usai melakukan peninjauan ke lokasi, Selasa (24/6/2025) sore.

Aula yang dimaksud merupakan bangunan kayu tua dengan kondisi fisik yang mengkhawatirkan. Selain tampak lapuk dimakan usia, lokasi tersebut juga kerap tergenang banjir rob, menjadikannya jauh dari kata layak sebagai tempat pelayanan kesehatan.

Anna menambahkan, meskipun dalam kondisi darurat, relokasi layanan kesehatan tetap harus memenuhi standar minimum. “Ini soal nyawa dan kenyamanan warga yang sedang sakit. Fasilitas kesehatan harus berdiri di tempat yang aman dan layak secara operasional,” imbuhnya.

Sebagai alternatif, ia mendorong agar Pemkab Banjar menggunakan aula kecamatan yang baru, yang terbuat dari beton dan dinilai lebih representatif untuk digunakan sebagai ruang rawat inap sementara.

BACA JUGA :  Pererat Silaturahmi, Anggota DPRD Banjar Febrianor Rahman Gelar Buka Puasa Bersama Ratusan Warga Malintang

Politisi Partai Gerindra ini juga menekankan pentingnya percepatan penanganan, mengingat akses masyarakat Aluh-Aluh ke fasilitas kesehatan rujukan sangat terbatas. Banyak warga enggan dirujuk ke rumah sakit karena berbagai kendala, mulai dari jarak hingga faktor ekonomi.

“Kami ingin ini segera selesai. Warga di Aluh-Aluh butuh layanan rawat inap yang dekat dan layak. Jangan tunggu sampai ada korban, baru bertindak,” katanya.

Sebagai Ketua Komisi IV yang membidangi pengawasan sektor kesehatan, Anna memastikan pihaknya akan segera menggelar rapat bersama Dinas Kesehatan dan pihak terkait lainnya untuk mencari solusi jangka pendek dan panjang.

Ia juga meminta agar seluruh puskesmas di Kabupaten Banjar dilakukan audit kondisi bangunan secara menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

“Dinas Kesehatan harus lebih tanggap memantau kondisi fasilitas yang sudah tua. Jangan tunggu ambruk dulu, baru sibuk mencari solusi darurat. Ini menyangkut keselamatan pasien dan tenaga medis,” tutupnya.