Kontroversi Lirik Lagu, Sukatani Tarik “Bayar Bayar Bayar” dari Peredaran

HIBURAN, NASIONAL10 Dilihat

KBK.News, PURBALINGGA– Band punk asal Purbalingga, Sukatani, menjadi sorotan setelah menarik lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar. Lagu tersebut mendapat perhatian luas karena liriknya yang dianggap mengkritik oknum kepolisian yang bekerja demi ‘bayaran’ alias suap.

Lirik lagu tersebut berbunyi:

Mau bikin SIM, bayar polisi

Ketilang di jalan, bayar polisi

Touring motor gede, bayar polisi

Angkot mau ngetem, bayar polisi

Aduh, aduh, ku tak punya uang untuk bisa bayar polisi

Mau bikin gigs, bayar polisi

Lapor barang hilang, bayar polisi

Masuk ke penjara, bayar polisi

Keluar penjara, bayar polisi

Aduh, aduh, ku tak punya uang untuk bisa bayar polisi

Mau korupsi, bayar polisi

Mau gusur rumah, bayar polisi

Mau babat hutan, bayar polisi

Mau jadi polisi, bayar polisi

Aduh, aduh, ku tak punya uang untuk bisa bayar polisi

Akibat kontroversi yang muncul, Sukatani akhirnya meminta maaf dan menarik lagu tersebut dari peredaran.

Profil Sukatani

Sukatani adalah duo punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, yang dibentuk pada tahun 2022. Grup ini beranggotakan Novi Citra Indriyati alias Twister Angel (vokal) dan Muhammad Syifa Al Lutfi alias Alectroguy (gitar).

Nama Sukatani dipilih karena menggambarkan desa yang asri dan makmur, selaras dengan nilai-nilai yang mereka usung dalam musik mereka.

Sukatani lahir dari hasrat bermusik sang vokalis, Ovi, yang telah aktif dalam skena musik sejak 2013. 

Di tengah kesibukannya sebagai buruh dan vokalis grup musik lain, Ovi mencurahkan kegelisahannya terhadap distorsi sosial melalui lirik-lirik yang kemudian diaransemen oleh rekannya, Al.

Band ini banyak terinspirasi oleh band-band anarcho-punk era 1980-an serta gelombang awal proto-punk. Pada 24 Juli 2023, mereka merilis album penuh pertama mereka, Gelap Gempita, yang berisi delapan lagu sebelum Bayar Bayar Bayar akhirnya ditarik.

Sukatani dikenal dengan penampilan unik mereka yang selalu mengenakan balaklava dan sering membagikan sayuran kepada penonton saat tampil, sebagai simbol dukungan terhadap gerakan agraria.

Grup ini mulai dikenal luas di skena musik punk Indonesia pada tahun 2024, bahkan sempat tampil di acara besar seperti Synchronize Fest 2024.

Penulis*/Editor: Iyus 

 

 

 

About Post Author