KBK.News, BANJARMASIN– Setelah sempat tertunda akibat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), sidang kasus tindak pidana korupsi terkait kredit fiktif di Bank BRI Cabang Batulicin Unit Sengayam Kotabaru kembali digelar pada Selasa (7/1/2025). Sidang tersebut beragendakan pembacaan putusan oleh Ketua Majelis Hakim Indra Mainanta Vidi SH.
Dalam putusannya, majelis hakim menjatuhkan vonis kepada empat terdakwa, yakni Erpini, Iman Nuely, Sandian Nor, dan Irwan, masing-masing 4 tahun penjara dan denda sebesar Rp200 juta subsidair 1 bulan kurungan.
Majelis hakim memutuskan keempat terdakwa tidak dikenakan hukuman uang pengganti seperti yang sebelumnya dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU). Putusan tersebut lebih ringan dibandingkan tuntutan JPU, yang sebelumnya meminta hukuman lebih berat bagi para terdakwa.
Majelis hakim menyatakan bahwa para terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 2 Ayat 1 Jo Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 Jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.
Sebelumnya, JPU Mochamad Rafi Eka Putra SH MH dari Kejaksaan Negeri Kotabaru menuntut terdakwa Erpini dengan hukuman 9 tahun penjara, denda Rp500 juta subsidair 3 bulan kurungan, serta membayar uang pengganti Rp261.630.720.
Jika tidak dibayar, diganti kurungan badan selama 4 tahun 6 bulan.
Sementara tiga terdakwa lainnya, yakni Iman Nuely, Sandian Nor, dan Irwan, masing-masing dituntut 8 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp500 juta subsidair 3 bulan kurungan. Untuk uang pengganti, Iman Nuely dituntut membayar Rp150 juta, Sandian Nor Rp5 juta, dan Irwan Rp12 juta. Jika tidak dibayar, ketiganya diancam tambahan hukuman penjara 4 tahun 3 bulan.
Mendengar putusan hakim yang lebih ringan dari tuntutan JPU, keempat terdakwa tampak lega.
Meski demikian, baik para terdakwa maupun JPU masih menyatakan sikap “pikir-pikir” terkait langkah hukum selanjutnya.“Para terdakwa bisa menerima, pikir-pikir, atau mengajukan banding atas putusan ini,” ujar Ketua Majelis Hakim Indra Mainanta Vidi SH.
Dalam perkara ini, masing-masing terdakwa memiliki peran berbeda. Erpini bertindak sebagai makelar yang mengumpulkan berkas calon debitur, sementara Iman Nuely Rantau berperan memalsukan dokumen, seperti Surat Keterangan Tanah dan Surat Keterangan Usaha.
Sedangkan Sandian Nor dan Irwan turut serta dalam proses pengajuan kredit fiktif tersebut.
Selain keempat terdakwa ini, dua terdakwa lainnya, Hendrik Hary Wibowo dan Hairiyah, telah lebih dulu divonis bersalah dan saat ini menjalani hukuman penjara.
Akibat tindakan para terdakwa, negara mengalami kerugian yang ditaksir mencapai lebih dari Rp8,6 miliar.
Penulis*/ Editor Iyus