Martapura : Tapai Gambut yang melegenda di Kalimantan Selatan ternyata berasal dari Desa Pematang. Atas inisiatif para pembuat tapai, mereka mulai menghidupkan kembali kampung mereka dengan menjadikannya sebagai sentra utama pembuatan dan penjualan Tapai Gambut.
Sebagian besar Warga Kalimantan Selatan mengenal kuliner khas Banjar yang diberi nama tapai. Tapai ini terbagi 2 jenis, yakni jenis tapai ketan (Beras) dan tapai gumbili (Singkong). Selain itu tapai Khas Banjar sangat identik dengan sebutan Tapai Gambut.
Hanya sebagian masyarakat Banjar yang mengetahui, bahwa Tapai Gambut itu sebagian besar berasal dari Jln Pematang Km. 5 Desa Pematang, RT 01, RW 01, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar.
Ibu Raudah (55) mengatakan, ia dan keluarganya sudah lama menekuni usaha membuat kuliner tradisional khas masyarakat Banjar ini.
“Kalau saya sudah 20 tahun lebih membuat tapai beras dan singkong ini. Dalam sehari puluhan kilo singkong dan beras ketan dibuat tapai untuk dipasarkan hingga ke Banjarmasin, Banjarbaru, dan Martapura,” jelasnya (12/7/2019).
Menurut Raudah, untuk bahan baku singkong didatangkan dari Wilayah Kabupaten Tanah Laut. Dalam satu hari ada sekitar 1,5 ton singkong yang dipasok ke Desa Pematang, sebab pengrajin kuliner tapai singkong jumlahnya banyak dan dibagi-bagi.
“Seluruh pengrajin pembuat tapai ada di RT 01 dan jumlahnya puluhan. Satu pengrajin ada yang menerima lebih 1 pikul (100 kg) singkong untuk diolah menjadi tapai,” tuturnya.
Terpisah, Hj Itai penjual tapai beras dan singkong mengatakan, ia tidak membuat tapai sendiri, tetapi fokus menjual saja. Menurutnya, permintaan kuliner khas Banjar ini terasa semakin meningkat dari tahun ke tahun dan puncaknya jelang Hari Raya Idul Fitri.
“Nah, karena permintaan semakin meningkat, maka produksinya juga ditingkatkan para pengrajin. Bahkan setelah Hari Raya Idul Fitri kemarin di desa kami ini mulai banyak warganya yang menjualnya langsung kepada pembeli yang melintas di desa kami,” ujarnya.
Para pengrajin Tapai Gambut ini sebagian menjajakan kuliner ini dengan berkeliling Kota Banjarmasin, Martapura, dan Banjrbaru. Sebagian masih ada yang menggunakan sepeda pancal dan kini sudah ada yang menggunakan sepeda motor.