BANJARMASIN – Aktivis dan mahasiswa Kalsel tuding buruknya tata kelola distribusi BBM dan mendesak agar Satgas Mafia BBM menindak tegas penyimpangan BBM bersubsidi, Selasa (13/9/2022).
Gabungan aktivis, LSM dan mahasiswa menggelar audiensi dengan DPRD Kalsel di Gedung DPRD Kalsel di Banjarmasin.
Seusai audiensi aktivis Kalsel yang juga Direktur LSM KPK-APP Aliansyah menegaskan, pihaknya kepada seluruh stakeholder yang hadir di audiensi menyampaikan buruknya tata kelola distribusi BBM di Kalsel. Hal itu khususnya terkait dengan BBM bersubsidi jenis solar yang dikeluhkan para sopir truk pengangkut kebutuhan pokok masyarakat.
“Kami kira lebih dari 50 persen SPBU di Kalsel tidak mendistribusikan Solar bersubsidi dengan benar dan ditambah lemahnya penegakan hukum terhadap penyimpangan BBM bersubsidi. Selain hanya dinikmati pelangsir juga oknum para penambang yang diduga sebagai pemilik SPBU memainkan untuk industri pertambangan mereka, dan itu sudah jadi rahasia umum,” jelas Aliansyah.
Harga barang dan jasa, beber Aliansyah, ikut naik karena para sopir truk angkutan umum kesulitan mendapatkan solar bersubsidi. Karena itu pihaknya mendesak ada perbaikan distribusi BBM bersubsidi agar tidak hanya dinikmati oknum – oknum pengusaha dan industri pertambangan.
“Karena itu kami mendesak agar Satgas Mafia BBM dan aparat penegak hukum turun dan menindak penyalahgunaan BBM bersubsidi ini,” tegas aktivis Kalsel ini.
Hal senada juga disampaikan, Khairul Umam perwakilan para mahasiswa yang mengikuti audiensi di DPRD Kalsel ini.
Menurut mahasiswa dari Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMI) ini, percuma ada penambahan kuota BBM bersubsidi di Kalsel, kalau penyalurannya (distribusi) tidak diawasi dengan baik. Karena itu Satgas BBM harus mengawasi dan menindak tegas pelaku penyimpangan BBM bersubsidi.
“Kita sangat mendorong pembentukan Satgas Mafia minyak ini. Jangan sampai naiknya kuota BBM bersubsidi, tapi mafianya tidak diberantas sama saja membuat kaya mereka saja,” tandas Khairul Umam.
Pada kesempatan ini perwakilan mahasiswa yang mengikuti audiensi mengaku sangat kecewa atas ketidakhadiran para anggota DPRD Kalsel. Mestinya mereka hadir dan turut memberikan solusi atas kesulitan masyarakat akibat naiknya BBM, sebab mereka adalah wakil rakyat.