Perwakilan Mahasiswa se-Kalsel Gelar Aksi Simbolik “Merawat Ingatan” 28 Tahun Tragedi Jumat Kelabu
KBK.News, BANJARMASIN – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalimantan Selatan menggelar aksi simbolik bertajuk “Merawat Ingatan” untuk memperingati 28 tahun tragedi Jumat Kelabu.
Aksi ini dilaksanakan pada Jumat (23/5/2025), dimulai pukul 14.00 WITA dengan titik kumpul di Taman Kamboja dan dilanjutkan long march menuju depan Hotel Arum, Banjarmasin, lokasi yang menjadi simbol peristiwa kelam tersebut.
Aksi damai ini diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari mimbar bebas, pembacaan puisi, pertunjukan teatrikal, hingga penaburan bunga sebagai simbol duka cita.
Di akhir aksi, para peserta membagikan tangkai bunga mawar kepada masyarakat yang melintas serta meletakkan bunga di atas keranda jenazah sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban.
Presiden Mahasiswa Universitas Islam Kalimantan (Uniska) MAB, Muhammad Anzari, dalam orasinya menegaskan pentingnya menjaga perdamaian di Kota Banjarmasin dan menolak segala bentuk kekerasan di masa depan.
“Kami tidak ingin kejadian serupa terulang. Sesama masyarakat Banjarmasin, maupun daerah lainnya, menginginkan kota ini aman dan damai. Tidak boleh ada lagi gerakan yang memakan korban,” tegasnya.
Koordinator aksi, Dimas Bara Saputra, menyatakan bahwa aksi ini menjadi momentum untuk mengingatkan masyarakat agar tidak melupakan sejarah kelam yang pernah terjadi.
“Kami ingin masyarakat Banjarmasin terus mengingat luka lama yang pernah terjadi dan berupaya agar peristiwa seperti ini tidak terulang,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, pernyataan sikap dibacakan secara tegas oleh Ketua BEM Sari Mulya, Khotibul Umam. Ia menekankan pentingnya menolak lupa atas tragedi tersebut dan menyerukan persatuan dalam memerangi fanatisme politik.
“Kami dari aliansi masyarakat dan mahasiswa BEM se-Kalimantan Selatan menyatakan sikap: pertama, menolak lupa tragedi kelam yang pernah terjadi di Kota Banjarmasin agar tak pernah terulang kembali, khususnya di Kalimantan Selatan. Kedua, mengajak seluruh elemen masyarakat dan mahasiswa untuk bersatu memerangi fanatisme dalam berpolitik,” ucap Umam di hadapan massa aksi.
Sementara itu, Wakapolresta Banjarmasin, AKBP Arwin Amrih Wientama, menyampaikan bahwa aksi berjalan aman dan tertib. Sebanyak 300 personel gabungan dari Polresta Banjarmasin dan Ditsamapta Polda Kalsel dikerahkan untuk mengamankan jalannya kegiatan.
“Aksi damai ini berlangsung di dua titik dengan estimasi massa sekitar 160 orang. Situasi berlangsung kondusif dari awal hingga selesai,” ujar Arwin kepada awak media.
Aksi yang digelar rutin setiap tahun ini menjadi pengingat bahwa sejarah bukan untuk dilupakan, melainkan dipelajari dan dituntaskan. Melalui aksi simbolik ini, mahasiswa kembali mengajak publik untuk tidak membiarkan luka sejarah terkubur begitu saja. (Masruni)