KBK.NEWS, BANJARMASIN — Momentum Hari Asyura 10 Muharram 1447 Hijriah kembali disambut khidmat oleh Majelis Taklim Nur Arina di Komplek Cenderawasih, Kelayan A Kelurahan Kelayan Dalam, Banjarmasin, Minggu (6/7/2025).

Sejak pagi, halaman rumah warga di gang Cenderawasih dipenuhi aktivitas gotong royong.

Para pria menyiapkan peralatan masak besar, sedangkan ibu-ibu dan para remaja perempuan bahu membahu mengupas serta mencampur berbagai bahan seperti beras, santan, kacang-kacangan, jagung, ubi, hingga potongan ayam, tahu, dan telur.

Semua bahan itu dimasak dalam kawah besar menggunakan sendok kayu panjang.

Kegiatan yang sudah menjadi tradisi tahunan selama lebih dari 20 tahun ini dipimpin oleh H. Din Jaya, sesepuh sekaligus tokoh masyarakat dan pimpinan Forum Rakyat Peduli Bangsa dan Negara (Forpeban) Kalimantan Selatan.

Didampingi Ketua Pemuda Islam Kalsel dan IPPI Rolly Irawan, ia menyampaikan bahwa pada tahun ini, panitia kembali membagikan sekitar 1.000 bungkus bubur Asyura kepada masyarakat sekitar, dan anak-anak yatim

“Hari Asyura adalah momen berbagi, terutama kepada anak yatim yang dalam tradisi Islam, disebut sebagai hari mereka bergembira. Kami bersyukur dapat melanjutkan tradisi ini berkat bantuan para dermawan,” ujar Din Jaya.

Tak hanya berbagi bubur, kegiatan ini juga diisi dengan santunan uang tunai kepada anak yatim.

Puluhan anak tampak hadir bersama keluarga masing-masing, menunggu giliran menerima amplop berisi bantuan dari panitia.

Doa bersama pun digelar sebelum pembagian dilakukan, dipimpin oleh tokoh agama setempat.

Kegiatan ini turut melibatkan aktivis IPPI Kalsel, LSM Pemuda Islam, dan Forpeban, yang selama ini aktif dalam gerakan anti korupsi, sosial dan dakwah kemasyarakatan.

Suasana pembagian bubur berlangsung penuh kehangatan.
Anak-anak terlihat ceria berlarian di sekitar lokasi, sementara para orang tua bercengkerama di teras rumah.

Ribuan porsi bubur dibagikan kepada masyarakat tanpa memandang latar belakang, memperkuat nilai kebersamaan dan kepedulian sosial di tengah masyarakat urban.

“Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilestarikan generasi selanjutnya. Bukan hanya soal tradisi, tapi juga nilai spiritual dan kebersamaan umat,” pungkas Din Jaya yang juga Ketua Umum Majelis Taklim Nur Arina.