KBK.NEW PALANGKA RAYA KALTENG – Malam Huma Betang (HBN) Volume 11 yang digelar di Bundaran Besar, Palangka Raya tempat Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo menyatukan perwakilan masyarakat Dayak se-Kalimantan (Borneo).

Edisi HBN kali ini sengaja diselenggarakan beriringan dengan Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo (The Great Borneo’s Assembly) yang berlangsung pada 21–23 Agustus. Momentum ini juga menjadi bagian dari peringatan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia setiap 9 Agustus, menambah makna mendalam bagi acara tersebut.

Plt. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalteng, Leonard S. Ampung, menyambut hangat kedatangan para delegasi. Ia memanfaatkan momen ini untuk mengumumkan rencana ambisius pembangunan Huma Betang terbesar di Palangka Raya.

“Nantinya Huma Betang berukuran 170 x 80 meter akan berdiri di kawasan Kantor Kehutanan. Semoga tahun 2026–2027 sudah bisa terwujud,” ungkap Leonard optimistis.

Lebih lanjut, Leonard menyoroti Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo sebagai wadah untuk mengenang Perjanjian Damai Tumbang Anoi 1894. Ia pun melontarkan harapan agar kegiatan serupa dapat dihelat langsung di lokasi bersejarah Tumbang Anoi, Kabupaten Gunung Mas, pada tahun 2026.

“Jika infrastruktur sudah siap, kita bisa selenggarakan di sana sebagai bentuk napak tilas sejarah yang autentik,” tambahnya.

BACA JUGA :  Gubernur Kalteng Kecewa Kepala Daerah Minim Kehadiran dalam Rapat Optimalisasi PAD

Bagi Leonard, pertemuan akbar ini merupakan bukti nyata kebersamaan masyarakat Dayak dari berbagai penjuru. “Bersatu-padu orang Dayak berkumpul di Palangka Raya,” ujarnya. Ia kemudian menggarisbawahi, “Kesepakatan kita bersama adalah penguatan sumber daya manusia agar Dayak bisa menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri.”

Rangkaian HBN Volume 11 dimeriahkan oleh beragam pertunjukan seni yang memukau. Panggung Bundaran Besar diramaikan oleh penampilan Sanggar Seni Bawi Bahalap, Dayak Pride, Karungut Joni, Sangsaka feat. Leo Band, serta artis lokal Elsa Meriska. Tak ketinggalan, Tari Kapakat Dayak DAD menyuguhkan narasi visual yang kuat tentang peristiwa bersejarah Tumbang Anoi, sukses memukau penonton.

Kemeriahan kian memuncak dengan kehadiran spesial Putri Sabah, Elka Alika Pijeh, finalis ajang Unduk Ngadau Malaysia. Ia tak hanya mengundang decak kagum dengan suaranya, tetapi juga mengajak para tamu undangan menari bersama, menciptakan atmosfer keakraban lintas budaya masyarakat Suku Dayak.

Sejumlah tokoh penting turut memadati acara ini, termasuk Gubernur Kalteng Agustiar Sabran, unsur Forkopimda, Ketua TP PKK Kalteng Aisyah Thisia Agustiar Sabran, serta para Kepala Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi Kalteng.

Sumber : MC Kalteng