Site icon Kantor Berita Kalimantan

Minim Dana Rehabilitasi Narkoba, BNNP Kalsel Minta Perhatian Pemerintah

(Foto Istimewa)

KBK.News, BANJARMASIN– Kalimantan Selatan (Kalsel) sekarang sudah menjadi tujuan narkoba, dan bukan sekedar tempat persinggahan akibatnya banyak yang menjadi korban penyalahgunaan obat terlarang tersebut.

Oleh karena itu perlu perhatian dari pemerintah dan keluarga agar salah satu diantaranya anggota keluarga tidak menjadi korban narkotika. 

Hal itu dikatakan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Selatan (Kalsel) Brigjen Pol Wisnu Andayana dalam Press Release akhir tahun 2024 di kantor setempat, Selasa (23/12/2024) pagi. “Jadi Kalsel bukan saja sebagai tempat persinggahan, melainkan juga tujuan narkoba lintas provinsi,” sebutnya dihadapan awak media. 

Dia menambahkan dengan gencarnya penindakan hingga ke pedesaan, dampaknya adalah pelaku narkoba ini juga korban, hingga perlu masuk dalam program rehabilitasi penyalahgunaan narkoba. Hal ini membuat semua daerah rawan terhadap peredaraan gelap dan antisipasinya melalui Program Bersinar. “Jangan sampai daerah kita ini dikenal dengan Serambi Mekah berubah menjadi Serambi Narkoba,”ingatnya. Untuk itu ia berharap masyarakat dapat meningkatkan kesadaran melalui edukasi dan kampanye anti-narkoba. 

Karenanya masyarakat dan keluarga masing-masing harus waspada, termasuk juga di pedesaan sudah ada dalam program Desa Bersinar yang diharapkan kawasan iti bebas narkoba. 

Berdasarkan karakteristik korban narkoba yakni, Laki-laki 357 orang dan perempuan 43 orang. Pemakai Sabu-sabu 256 orang, dan dari jenis pendidikan tingkat SMA ada 212 orang. Sedangkan dari segi usia korban penyelahgunaan ini dari umur 18-40 tahun sebanyak 307 orang. “Namun kendalanya adalah minimnya dana untuk BNNP ini hingga memerlukan dukungan penuh dari semua pihak, terutama pemerintah. Saya sudah bicara dengan gubernur dan ketua DPRD waktu itu, sayangnya mereka saling lempar kewenangan,” bebernya. 

Wisnu menambahkan di Kalsel ini tidak adanya Balai Rehabilitasi khusus narkoba, sementara kalau di RS Sambang Lihum harus bayar, dan berbeda dengan di provinsi RS lain tidak dikenakan biaya. “Hal Belum lagi soal risiko pasien yang tidak dijaga ketat atau tak didalam jeruji,”terangnya.

Kepala BNNP Kalsel ini juga mengajak pemerintah pusat dan daerah untuk lebih memprioritaskan penguatan BNN, baik dari segi anggaran, fasilitas, maupun sinergi antarlembaga. Bahkan untuk kantor BNNP sendiri saja masih gabung dengan kantor lain. “Tugas memberantas narkoba adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan kerja sama yang solid, kita bisa mewujudkan Kalimantan Selatan yang bebas narkoba,”harapnya.

Ia juga menyoroti status Kalimantan Selatan sebagai wilayah darurat narkoba, sehingga perlu penanganan. “Setiap tahun, jumlah korban yang memerlukan rehabilitasi terus meningkat,”ujarnya. 

Selanjutnya program utama BNNP Kalsel adalah Desa Bersinar, karena itu merupakan aspirasi dari pihak kelurahan yang jumlah ribuan. “Jadi program Desa Bersinar ini program utama kita sebagai upaya edukasi dan pencegahan,”pungkas Wisnu. 

Penulis*/ Editor : Iyus 

 

Exit mobile version