Banjarbaru – Dugaan tabrak lari dialami seorang perempuan, Siti Saleha (55) yang saat peristiwa terjadi menggendong cucunya berusia 11 bulan. Korban merupakan ibu mertua dan anak dari Budi Kurniawan, aktivis atau penggiat peduli lingkungan yang aktif mengadvokasi masyarakat Pegunungan Meratus dan termasuk menolak tambang di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Pada Jumat sore kemarin (30/03/2018) sekitar pukul 17.00 Wita diduga telah terjadi tabrak lari dengan korban Siti Saleha (55) yang pada saat kejadian sedang menggendong cucunya Fatih yang baru berusia 11 bulan. Menurut para saksi korban ditabrak mobil Honda Mobilio berwarna silver di Jalan Sumber Sari Banjarbaru, dekat tempat tinggal korban.
Akibat peristiwa ini, korban terpaksa dilarikan ke RSUD Idaman, Banjarbaru. Dari hasil rontgen, korban mengalami patah tulang pinggul.
Menurut menantu korban, Budi Kurniawan, dari keterangan sejumlah saksi mata, mertuanya ditabrak lari di tepi jalan di sekitar rumah susun mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Saat itu, secara tiba – tiba, sebuah mobil jenis Honda Mobilio, berwarna silver, melaju kencang ke arah jalan keluar Unlam 2, menuju seberang museum Banjarbaru.
“Dengan kencang mobil itu menabrak ibu mertua saya yang ketika itu menggendong Fatih, Ibu mertua saya jatuh, namun Fatih tetap dalam pelukannya. Ibu mertua sampai saya pingsan dua kali. Tapi pelukannya tetap erat pada anak saya,” kata Budi dengan nada sedih.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata, saat peristiwa berlangsung kondisi jalanan sepi. Sehingga tak banyak orang di sekitar lokasi kejadian.Namun, beberapa orang warga Sumber Sari yang melihat kejadian itu, berlarian menolong korban dan cucunya yang menangis keras dipelukan Siti Saleha.
“Ibu mertua saya ditolong ke rumah tetangga dan sempat pingsan. Sedangkan anak saya, diselamatkan di halaman rusun dan sempat muntah, ” ujar Budi.
Selain menolong korban dan cucunya, beberapa orang termasuk mahasiswa sempat mengejar dan berusaha menghentikan mobil penabrak. Tapi si penabrak melaju kencang dan menghilang.
“Yang jadi pertanyaan mendalam di benak saya, terbuat dari apa hati si penabrak lari itu? Ia sama sekali tak berhenti dan menolong, ibu mertua saya dan Fatih. Jika ia punya nurani, tentu ia akan membantu. Apapun risikonya, ia harusnya membantu sebagai manusia,” ungkapnya penuh haru.
Foto Istimewa : Korban tabrak lari, Siti Saleha (55) dan cucunya, Fatih (11 bulan)
Editor :
Penulis : DN