Sebagian para petani di Kecamatan Martapura Barat menggunakan peralatan moderen (Alsintan) untuk melakukan panen padi yang lebih efektif dan ekonomis (13/9/2019).
Musim panen padi di sebagian besar wilayah di Kabupaten Banjar kini masih berlangsung. Ada beberapa cara yang dilakukan petani untuk melakukan panen padi ini, diantaranya menggunakan ani-ani (Bahasa Banjar Ranggaman), Arit, dan juga Alsintan berupa mobil perontok padi.
Sebagian para petani di Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar lebih memilih alat mesin pertanian (Alsintan) untuk memanen padi mereka yang sudah matang. Hal itu menurut mereka dilakukan, karena dinilai lebih efektif dan ekonomis.
“Kami memilih Alsintan mobil perontok padi, karena lebih cepat dan lebih murah. Misalnya untuk 1 hektar lahan padi hanya dibutuhkan waktu paling lama 2 jam dan padi sudah bersih, serta sudah masuk ke dalam karung,” jelas Sarman, petani di Desa Sungai Rangas, Kecamatan Martapura Barat (12/9/2019).
Menurut ayah yang punya tiga anak ini, kalau menggunakan ani-ani diperlukan waktu sekitar sepekan untuk panen lahan yang luasnya sekitar 1 hektar. Tetapi, kalau menggunakan alsintan hanya butuh waktu sekitar 2 jam saja.
“Kalau menggunakan mobil perontok padi, kami mengeluarkan biaya sebesar Rp 9 ribu per blek. Kalau kami menggunakan cara tradisional selain perlu waktu lama, juga lebih besar biayanya,” tegasnya lagi.
Operator mobil perontok padi, Atmojo mengatakan, ia bekerja melayani para petani sejak pagi hingga sore hari. Untuk alsintan adalah milik pengusaha yang menjadi bossnya, bukan milik pemerintah.
“Boss saya punya 6 unit mesin perontok padi dan disebar di sejumlah lokasi yang sedang panen padi. Saya kerja sebagai operator perontok padi ini keliling Kalimantan, tergantung dimana saat musim panen,” pungkasnya.