Amuntai – Pelayanan publik di Hulu Sungai Utara sangat rendah dan memprihatinkan menjadi sorotan utama Ombudsman RI untuk segera ditingkatkan.
Ketimpangan pelayanan publik di daerah tertinggal di Hulu Sungai Utara (HSU) masih memperihatinkan. Di desa-desa yang aksesnya masih terhalang air, tingkat pendidikannya cenderung rendah. Hal itu dikemukakan oleh Ahmad Suaedy, Anggota Ombudsman RI Pusat, saat berkunjung beberapa hari ke Amuntai, ibukota HSU.
Kedatangan Suaedy ke Amuntai untuk melakukan observasi pelayanan publik di daerah dan kelompok marjinal. Daerah dan kelompok marjinal adalah yang selama ini oleh pemerintah dikategorikan sebagai daerah tertinggal dan kelompok marjinal (terpinggirkan).
Menurut Suaedy, ketimpangan tersebut disebabkan karena tiadanya kebijakan afirmasi dari pemerintah pusat ke daerah-daerah tertinggal tersebut. Daerah seperti HSU yang hanya 11 persen berupa darat menyebabkan pemerintah daerah kesulitan untuk mencukupi pelayanan infrastruktur jalan. Di samping itu, desa-desa yang jauh dari darat terpaksa harus mengalokasikan dana desa untuk membangun jalan darat agar bisa menjangkau akses pelayanan publik dasar seperti sekolah, puskesdes dan lainnya.
“Desa-desa yang sejak semula sudah berada di daratan bisa langsung mengalokasikan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat desa karena akses infrastruktur jalan sudah tersedia,” ujar Suaedy.
Menurut Suaedy, Pemerintah Pusat selayaknya mempertimbangkan pemberian kebijakan afirmasi kepada daerah-daerah tertinggal ini untuk infrastruktur jalan, jangan sampai menggunakan dana desa.
“Kalau tidak ada kebijakan afirmasi seperti itu, maka yang maju makin maju, sedangkan yang tertinggal makin tertinggal,” tegasnya.
Ahmad Suaedy juga mengatakan indikator yang digunakan Ombudsman dalam mengukur adalah ketersediaan sarana dan prasarana, aksesibilitas, pengelolaan pelayanan, mutu atau kualitas, kesesuaian SPM, baik dalam aspek pendidikan, kesehatan, infrastuktur dan administrasi kependudukan.
Selama berada di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), tim Ombudsman mengobservasi desa Mawar Sari, Desa Pinangkara di Kecamatan Amuntai Tengah, Desa Paminggir, Desa Paminggir Seberang Kec. Paminggir, Desa Padang Bangka dan Desa Putat Atas Kec. Sungai Pandan, pada 4 – 6 April.
Rangkaian observasi itu kemudian diakhiri dengan presentasi berupa temuan penyelenggaraan pelayanan publik tersebut dihadapan Bupati dan Wakil Bupati Hulu Sungai Utara, Sekda, semua jajaran SKPD, seluruh Camat dan Kepala Desa se Hulu Sungai Utara. Dalam paparan tersebut, Suaedy menyatakan, bahwa akses transportasi di beberapa desa masih cenderung sulit, sehingga masyarakat hanya bisa menggunakan sepeda motor dan getek. Bahkan ketika musim angin, getek sulit menembus tumpukan eceng gondok, sehingga berimbas juga kepada siswa yang hendak berangkat menuju sekolah. Kemudian terkait fasilitas kesehatan, semua desa sudah memiliki puskesdes, polindes, maupun pustu. Walaupun hanya tersedia satu tenaga kesehatan, yaitu bidan.
Temuan lainnya, semua desa tidak memiliki Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam hal pelayanan administrasi kependudukan. Tetapi pada praktiknya semua desa sudah menyediakan layanan administrasi kependudukan dengan cukup baik. Ke depannya, Ombudsman berharap perlu adanya kanal dan mekanisme pengelolaan pengaduan di desa.
“Meski begitu ,Ombudsman menilai bahwa masyarakat di HSU umumnya kreatif dan produktif,” jelasnya.
Dalam sambutannya Bupati Hulu Sungai Utara Abdul Wahid menyatakan sangat mengapresiasi temuan Ombudsman, dan berkomitmen akan melakukan perbaikan pelayanan publik di semua desa.
“Temuan-temuan Ombudsman ini sebagai motivasi untuk perbaikan HSU ke depan,” ujarnya di Gedung KH Adham Chalid Komplek Kantor Pemkab HSU di Amuntai.
“Tinggal bagaimana pemerintah memberikan fasilitas jalan kepada mereka,” pungkasnya.
Walaupun ditengah kekurangan layanan publik, namun ada hal yang cukup menarik di HSU ini,yaitu perkembangan ekonomi di beberapa desa berjalan dengan sangat baik. Masyarakat di pedesaan sangat kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan hamparan rawa untuk berbagai kegiatan ekonomi yang produktif .
Editor :
Penulis :