Tertutup Peluang Calon Tunggal Melawan Kotak Kosong Di Pilkada Kabupaten Banjar dan Pilgub Kalsel 2020 ?
Konstelasi politik jelang Pilkada Kabupaten Banjar bergerak semakin dinamis. Sebab, jumlah pasangan yang menyatakan siap maju lebih dari 2 pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati.
Dinamisnya politik jelang pemilihan Bupati di Kabupaten Banjar tersebut tentu menggembirakan bagi pegiat demokrasi. Dari data sementara sudah ada 6 pasangan bakal bupati dan wakil bupati yang siap berlaga di Pilkada Kabupaten Banjar 2020.
Terdata ada sedikitnya 6 pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati yang menyatakan siap maju di pilkada Kabupaten Banjar 2020. Keenam pasangan tersebut, Gusti Sulaiman Razak-Guru Ali Murthado, Andin Sofyanoor-Guru Busthomi, H Rusli-Guru Fadhlan, Yunani-Suryani, Mada Teruna-Ferryansyah, dan H Saidi Mansyur- ?
Selanjutnya untuk Gusti Iskandar, Gusti Syahyar, dan Masrur Auf Ja’far masih belum ada keterangan apakah akan lanjut maju di pilkada Kabupaten Banjar 2020.
Banyaknya pasangan yang siap berlaga di pilkada serentak 2020 di Kabupaten Banjar ini diduga dampak dari tidak majunya bupati petahana H Khalilulrahman. Sebab, sebelumnya Bupati Banjar H Khalilulrahman jauh-jauh hari telah menyampaikan tidak ikut lagi pada laga pilkada 2020.
Banyaknya pasangan bakal calon kepala daerah di Pilkada Kabupaten Banjar 2020 ini diprediksi menutup peluang adanya calon tunggal. Sebab, dari pengalaman di Kalsel pernah terjadi calon tunggal seperti di Pilkada Tapin 2018 lalu.
Pilkada Kalsel 2020 banyak kekhawatiran para pengiat demokrasi terjadinya calon tunggul. Pasalnya Gubernur Petahana H Sahbirin tetap akan maju dan sebagian besar politisi di daerah ini hanya berebut untuk posisi wakil gubenur saja.
Jika terjadi calon tunggal, maka gubernur petahana Paman Birin akan melawan kotak kosong di Pilgub Kalsel 2020. Namun, ternyata titik terang mulai muncul setelah Denny Indrayana menyatakan siap menantang Paman Birin di Pilkada Serentak 2020 ini.
Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini harus berjuang ekstra keras agar bisa melawan petahana. Sebab, jalur partai politik dan jalur independen yang tersedia syarat cukup berat.
Bahaya Demokrasi Jika Terjadi Calon Tunggal
Dikutip dari kompas.com (27/7/2015), Mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla pernah menyatakan, bahwa bahaya calon tunggal, sebab bisa saja ada upaya menguasai semua partai politik.
“Saya ingin ulangi lagi, bahanyanya itu kalau terjadi (calon tunggal) maka bisa saja ada upaya-upaya menguasai semua parpol, selesai sudah tak usah ada pilkada lagi. Kalau begitu diizinkan lama-lama presiden bisa juga aklamasi, akhirnya demokrasi tidak jalan,” tegas Jusuf Kalla.
Penulis : Syahminan