Pembuatan Kapal Pesiar Berkualitas Internasional Paling Murah Di Dunia Ada Di kalimantan Timur, Tepatnya Tepi Sungai Mahakam, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Minggu (20/9/2020).
Sejak zaman dulu hingga sekarang industri pembuatan kapal di sepanjang Sungai Mahakam berkembang pesat. Kapal yang dibangun bukan hanya kapal tradisional yang terbuat dari kayu saja. Salah satu perusahaan yang bergerak di industri pembuatan kapal, yakni PT Allvina Prima di Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Perusahaan galangan kapal ini berangkat dari usaha tradisional puluhan tahun silam, kini bersaing dengan teknologi moderen dan mampu, membuat kapal pesiar dan hasil produksinya sudah merambah pasar internasional.
Kini perusahaan lokal ini sedang membangun kapal pesiar berjenis SWATH (Small Waterplane Area Twin Hull). Ada sekitar 150 orang pekerja yang semuanya merupakan tenaga kerja lokal, yakni warga Kecamatan Anggana.
Kapal pesiar yang dibangun ini berkapasitas 100 penumpang, dengan dimensi panjang 43 meter dan lebar 20 meter.
“Desain kapal jenis ini banyak ditemui di industri pariwisata Eropa, dari sanalah kami terinspirasi untuk membuatnya disini. Untuk dukungan tehnik membangun kapal ini sepenuhnya adalah para ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,” jelas HM Ridwan Abdul Gani Najjar, Direktur Teknik PT Allvina Prima, Kamis (17/9/2020).
Menurut HM Ridwan, Kapal SWATH, jika sudah berlayar dengan cara berdiri layaknya manusia di atas air, yakni kedua kakinya menyentuh air, tetapi badan kapal tidak terkena air. Kapal SWATH juga dilengkapi dengan 53 kamar dan fasilitas Jacuzzi Tub, Sauna, Bar, Massage, dan sejumlah fasilitas mewah lainnya dalam 3 dek.
“Kapal jenis ini merupakan satu-satunya kapal jenis SWATH yang dibuat di Asia Tenggara, dan dipesan oleh pengusaha dari Maladewa (Maldive),” ujar HM Ridwan.
Pengusaha perkapalan lokal asal Kutai Kartanegara ini juga memaparkan, bahwa pihaknya bersaing dengan pengusaha dari China, namun karena kualitas dan harga, maka perusahaannya yang dipilih.
“Bandingkan saja, biaya pembuatan kapal ini di Kutai Kartanegaea lebih murah, yakni hanya sekitar Rp 17 milyar saja. Padahal, harga kapal ini di Maladewa bisa mencapai 5 sampai 7 juta Dollar Amerika atau Rp 60-80 milyar,” pungkasnya.
Sumber :TIM-PKP DISKOMINFO KUKAR