
Donald Trump VS Xi Jinping (foto ilustrasi istimewa).
KBK.NEWS JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan kemungkinan resolusi damai dalam sengketa perdagangan yang telah berlangsung lama dengan China. Akan tetapi, pemerintah China menunjukkan sikap yang tidak berubah, yaitu menolak untuk mengalah pada tekanan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat (USA), Minggu (12/4/2025).
Dalam konferensi pers awal pekan ini, Trump menyampaikan sinyal perdamaian. Ia menyatakan memiliki relasi yang baik dengan Presiden China, Xi Jinping, dan mengindikasikan kesiapan untuk memulai kembali perundingan perdagangan. “Saya percaya kita dapat mencapai kesepakatan yang adil dan saling menguntungkan,” kata Trump.
Langkah ini dianggap tidak terduga, mengingat sebelumnya Trump telah meningkatkan tarif impor produk dari China hingga 145 persen. Namun, di tengah tantangan ekonomi internal dan ketidakstabilan pasar global, pemerintah AS nampaknya mulai menunjukkan tanda-tanda pelunakan.
Di sisi lain, pemerintah China memberikan respons yang tegas. Seorang juru bicara Kementerian Perdagangan China menggambarkan kebijakan tarif AS sebagai tindakan “pemaksaan ekonomi” dan menegaskan bahwa China tidak akan menyerah pada tekanan dari pihak asing. Pemerintah China bahkan telah meningkatkan tarif balasan terhadap sejumlah produk asal Amerika Serikat hingga 12 persen.
“China tidak menginginkan konflik, tetapi kami tidak akan menghindarinya,” tegas juru bicara tersebut dalam pernyataan resmi. Pemerintah China juga menyatakan bahwa mereka memiliki kekuatan ekonomi yang cukup untuk menahan dampak dari perang dagang yang berlarut-larut.
Perbedaan pandangan ini menambah ketidakpastian di pasar global. Indeks saham utama di Wall Street dan Asia mengalami perubahan signifikan setelah pernyataan dari kedua negara dirilis. Para pengamat menilai bahwa meskipun pernyataan Trump terdengar positif, tindakan nyata diperlukan untuk mengurangi ketegangan.
Hingga saat ini, belum ada rencana resmi untuk pertemuan tingkat tinggi antara perwakilan perdagangan dari kedua negara.