PONTIANAK – Peringatan Hari Berkabung Daerah Kalbar untuk mengenang lebih 21 ribu pejuang yang dibantai tentara Jepang dan tragedi ini dikenal dengan peristiwa Mandor.
Bertolak dengan menggunakan helikopter dari Polda Kalbar ke Kab. Landak tepatnya di Makam Juang Mandor, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat dr. Harisson, M.Kes bersama Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Irjen Pol Drs. Suryanbodo Asmoro, M.M, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari, S.STP., M.Si. Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Barat, Brigjen Pol Budi Wibowo S.H,SIK,M.H. dan Dansat Brimob Polda Kalbar Kombes Pol. Muhammad Guntur menghadiri Upacara Hari Berkabung Daerah Kalimantan Barat, Selasa (28/6/2022).
Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Irjen Pol Drs. Suryanbodo Asmoro, M.M, menjadi Inspektur Upacara Hari Berkabung Daerah di Makam Juang Mandor dengan tema “Rela Berkorban, Tanpa Pamrih, Pantang Mundur dan Percaya Pada Kemampuan Sendiri Adalah Teladan Para Pahlawan”.
“Setiap tanggal 28 Juni, kita memperingati hari berkabung daerah kalbar, mudah-mudahan ini menjadi motivasi kita dalam rangka mengenang sejarah dan mengenang perjuangan para pendahulu kita yang luar biasa saat itu, almarhum/almarhumah para leluhur dan sebagainya yang berjuang untuk melawan penjajah. Para pejuang ini merupakan korban dari genosida demi mempertahankan negara indonesia. Dengan adanya momentum ini mengingatkan untuk kita saat ini tidak melupakan sejarah yang ada di kalbar,” jelas Suryanbodo Asmoro.
Sementara itu, Sekda Prov Kalbar mengutarakan, Upacara Hari Berkabung Daerah di makam juang Mandor di hadiri para Organisasi perangkat daerah Prov Kalbar, TNI / Polri, ASN, para tokoh masyarakat, serta para veteran dan ahli waris korban perjuangan Mandor dan para undangan lainnya yang digelar di depan momentum Makam Juang Mandor dengan dilanjutkan peletakan karang bunga dan tabur bunga di makam.
“Hari Berkabung Daerah merupakan peringatan atas Tragedi Mandor yang mengakibatkan banyak korban jiwa oleh Jepang terhadap tokoh-tokoh Kalbar kala itu,” ujar Harisson.
Beliau berharap kepada semua generasi saat ini, terus menjaga nilai perjuangan yang diwariskan sangat berharga dan harus menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, bukan hanya mengenang.
“Kita bisa melihat, yang menjadi korban tidak hanya dilihat dari latar belakang etnis, agama dan golongan. Itu artinya persatuan para pejuang itu satu, dan kita harus mencintai tanah air kita Indonesia khususnya Provinsi Kalbar,” tegasnya.
Menurut catatan sejarah, tahun 1942-1944 penduduk Jepang di Kalbar, telah terjadi peristiwa pembunuhan besar-besaran secara keji dan kejam oleh tentara Jepang terhadap tokoh-tokoh masyarakat, pemuka masyarakat, kaum cendekiawan dan para pejuang yang tidak berdosa, atau tepatnya pada tanggal 28 Rokugatsu 2604 atau tanggal 28 Juni 1944.
Berdasarkan data surat kabar Jepang yang terbit di Pontianak Borneo Shimbun terbitan hari Sabtu tanggal 1 Shigatsu 2604 atau tanggal 1 Juli 1944, disebutkan sebanyak 21.037 jiwa korban pembunuhan massal yang dikuburkan di 10 makam Juang Mandor.
Berdasarkan Perda No. 5/2007 tentang Peristiwa Mandor, setiap 28 Juni ditetapkan sebagai Hari Berkabung Daerah Provinsi Kalbar, wajib untuk dilaksanakan setiap tahunnya dengan kegiatan-kegiatan yang merenungkan dan memaknai kejuangan nasional tersebut. (kalbarprov.go.id)