KBK.NEWS, SINGKAWANG – Hormati para pejuang dan rakyat yang gugur di Peristiwa Mandor penjajahan Jepang di Kalimantan Barat, Pemko Singkawang menggelar Upacara Peringatan Hari Berkabung Daerah, Jumat (28/6/2024).
Pemerintah Kota (Pemko) Singkawang menggelar Upacara Peringatan Hari Berkabung Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2024 di Halaman Kantor Wali Kota Singkawang, Jumat (28/6/2024).
Pj Sekretaris Daerah Kota Singkawang Aulia Candra selaku Inspektur Upacara, membacakan sambutan Pj Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar). Dalam sambutan tersebut menyatakan, bahwa Peringatan Hari Berkabung 2024 sebagai bentuk penghargaan kepada para pejuang yang gugur disaat penjajahan Jepang.
Para pejuang dan masyarakat yang gugur diantaranya, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat yang mempertahankan bangsa dan negara dari penjajahan Jepang di Bumi Khatulistiwa Kalimantan Barat.
“Upacara ini merupakan salah satu cara kita untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat, khususnya generasi penerus bangsa tentang perjuangan masyarakat Kalbar melawan kekejaman penjajahan. Khususnya perjuangan melawan penjajahan Jepang di Kalimantan Barat,” ucap Aulia Candra.
Peringatan Hari Berkabung Daerah ini, ungkap Aulia dilaksanakan dengan mengedepankan upaya menumbuhkembangkan Nilai Kepahlawanan. Kemudian juga memaknainya dalam membangun dan mempersatukan masyarakat Kalimantan Barat.
“Semangat dan Nilai Kepahlawanan yang ditunjukkan oleh para pendahulu kita, hendaknya dapat kita hayati dan menjadi inspirasi. Kemudian memacu dan memicu kita semua dalam mengisi kemerdekaan ini,” imbuhnya.
Aulia Candra meyakini, apabila seluruh elemen bangsa memiliki kesadaran untuk mengamalkan semangat persatuan dan kesatuan dalam membangun negeri di kehidupan sehari-hari, maka akan dapat mengatasi berbagai masalah yang melanda di negeri ini.
“Untuk itu, dengan Hari Berkabung Daerah Tahun 2024 ini, mari kita rapatkan barisan untuk berjuang membangun negeri demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Barat. Mari bersama-sama menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa bermartabat yang dapat berdiri sejajar dengan negara lain dan menjaga keutuhan NKRI,” harap Aulia.
“Semoga perjuangan para pejuang kita yang gugur dalam peristiwa mandor ini, ditempatkan yang terbaik di sisi Tuhan yang Maha Esa. Dan langkah kita selalu mendapat bimbingan dalam mengisi perjuangan di Kalimantan Barat di masa yang akan datang,” tutup Aulia Candra.
Menurut catatan sejarah, tahun 1942-1944 penduduk Jepang di Kalbar, telah terjadi peristiwa pembunuhan besar-besaran secara keji dan kejam oleh tentara Jepang terhadap tokoh-tokoh masyarakat, pemuka masyarakat, kaum cendekiawan dan para pejuang yang tidak berdosa, atau tepatnya pada tanggal 28 Rokugatsu 2604 atau tanggal 28 Juni 1944.
Berdasarkan data surat kabar Jepang yang terbit di Pontianak Borneo Shimbun terbitan hari Sabtu tanggal 1 Shigatsu 2604 atau tanggal 1 Juli 1944, disebutkan sebanyak 21.037 jiwa korban pembunuhan massal yang dikuburkan di 10 makam Juang Mandor.
Berdasarkan Perda No. 5/2007 tentang Peristiwa Mandor, setiap 28 Juni ditetapkan sebagai Hari Berkabung Daerah Provinsi Kalbar, wajib untuk dilaksanakan setiap tahunnya dengan kegiatan-kegiatan yang merenungkan dan memaknai kejuangan nasional tersebut.
Sumber : MC Singkawang dan kalbarprov.go.id