
Potret Buya Hamka saat menjadi imam salat jenazah Presiden Soekarno (Instagram @vinogbastian)
KBK.News, JAKARTA –Soekarno ternyata memiliki hubungan dekat dengan sosok ulama karismatik, Buya Hamka.
Soekarno dan Buya Hamka merupakan dua sahabat yang turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Namun persahabatan Soekarno dan Buya Hamka sempat goyah setelah keduanya memiliki cara pandang yang berbeda dalam hal politik.
Dalam hal ini, Buya Hamka disebut sering mengkritik kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Soekarno saat ia masih menjabat sebagai Presiden Indonesia.
Hal itu selaras dengan apa rangkuman oleh kanal YouTube @WAHANTO, dalam sebuah video dijelaskan bahwa Buya Hamka selalu mengkritik kebijakan Soekarno hingga membuat hubungan kedua sahabat ini menjadi renggang.
“Namun di awal 1960-an, hubungan mereka meregang, Hamka sering mengkritik Soekarno yang dianggap terlalu absolut,” kata pengisi suara kanal YouTube @WAHANTO, seperti dikutip Hops.ID, Sabtu, 30 Desember 2023.
Padahal pada saat itu, Soekarno adalah sosok yang mengangkat Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Agama Republik Indonesia.
Hingga pada akhirnya, pada tahun 1964, Soekarno dikabarkan memasukan Buya Hamka ke dalam penjara atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap presiden.”Puncaknya pada tahun 1964, atas perintah Soekarno, Hamka dijebloskan ke penjara tanpa peradilan atas dugaan percobaan pembunuhan kepada presiden,” ucap pengisi suara kanal YouTube @WAHANTO tersebut.
Sehingga, selama 2 tahun lamanya, Buya Hamka mendapat perlakuan yang cukup kejam.
Dalam hal ini, selain dimasukan ke dalam penjara, Keluarga Buya Hamka juga dimiskinkan, bahkan karyanya dilarang beredar oleh negara.
Akan tetapi, setelah Buya Hamka keluar dari penjara ia memberikan balas dendam yang indah kepada Soekarno
Pada saat itu diceritakan, saat Soekarno meninggal dunia datang seorang utusan negara yang meminta Buya Hamka untuk menjadi imam solat Presiden Soekarno.
Tanpa berpikir panjang ulama asal Padang tesebut bergegas datang dan memimpin solat jenazah presiden pertama Indonesia itu.