Banjarmasin – Guna melestarikan kesenian khas Kota Seribu Sungai yang hampir punah, Warga Pengambangan Banjarmasin menggelar pagelaran kesenian Damarwulan dan mengangkat kisah berjudul ” Patualangan Putra Palinggam Cahaya.
Kisah Damarwulan ini menceritakan awal dari sebuah kerajaan yang aman penuh kedamaian, makmur dan sentosa,serta berada dibawah kepemimpinan Raja Bungsu yang memiliki seorang putra bernama Raden Kasan Mandi . Putra raja ini sejak kecil dididik dengan baik oleh Punakawan, yang terdiri dari Amut, Anglong, Anggasina dan Labay.
Ketika dewasa Raden Kasan mandi melakukan perjalanan berkeliling banua untuk mencari sang idaman hati yang akan ia jadikan pendamping hidup di kerajaan.
Suatu ketika tibalah rombongan Raden Kasan aman di kerajaan Masir keraton yang dipimpin raja Indrabayu . Pada saat itu Kerajaan Masir keraton menggelar karasmin atau pesta rakyat yang juga dihadiri putri raja bernama Galuh Putri Jungmasari .
Raden Kasan mandi yang pada saat itu juga menyaksikan karasmin sempat juga melihat putri raja tersebut dan terpesona karena kecantikannya. Kemudian ingin segera melamar, namun disaat yang sama juga ada seorang sultan sebangsa jin dari Kerajaan Lautan Gandang Miring , bernama Sultan Aliudin yang juga tertarik dengan Galuh Putri Jungmasari.
Merasa langkahnya didahului,maka Sultan Aliudin menantang Raden Kasan Mandi lewat sebuah perang besar . Namun dengan bijak Raden Kasan Mandi menolaknya dan kemudian menawarkan sebuah sayembara , yakni perang tanding kemampuan saja.
Alkisah dalam perang tanding tersebut pihak Raden Kasan Mandi berhasil mengalahkan pihak sultan Aliudin dan berhak mempersunting galuh putri jungmasari .
Demikianlah pementasan seni Damarwulan yang digelar di Kelurahan Pangambangan, Kecamatan Banjarmasin Timur tadi malam. Banyak penonton menyaksikan pertunjukan ini, terutama para pecinta seni tradisional khas Banjar.
Kesenian Damarulan sendiri memiliki makna yang berarti sebuah pementasan dengan bercahayakan lampu pelita . Kesenian ini juga salahsatu kesenian khas dari Kota Banjarmasin yang hampir punah dan kini kembali dilestarikan oleh Warga Pengambangan Banjarmasin sejak tahun 80 an silam dengan mengajak generasi muda sebagai regenerasi pemain .
Kesenian Damarwulan biasanya menceritakan kisah sebuah kerajaan yang biasanya dimainkan dalam memeriahkan prosesi perkawinan masyarakat.
Menurut para seniman, kesenian Damarwulan berbeda dwngan Mamanda, perbedaannya pada ketukan musik gamelan yang mengiringi saat pementasan.
Penulis : Amang Beset